Bisnis.com, SURABAYA - Emiten makanan olahan PT Siantar Top Tbk.(STTP) berencana meninjau produk-produk perseroan di tengah situasi harga bahan baku produksi sedang bergejolak.
Direktur Utama Siantar Top, Armin mengatakan harga bahan baku produksi telah mengalami kenaikan bahkan sejak tahun lalu. Sedangkan tahun ini diperparah akibat perang antara Rusia - Ukraina mengingat gandum merupakan salah satu bahan baku penting bagi industri Siantar Top.
“Di sana merupakan salah satu penghasil gandum, jadi produksi kita sangat terpengaruh 30-40 persen, lalu ada komponen-komponen lain seperti minyak. Ditambah lagi biaya pengiriman kapal untuk bahan baku juga malah, ini jadi lebih berat,” katanya dalam Paparan Publik, dikutip Sabtu (2/7/2022).
Dia mengatakan saat ini perseroan akan lebih banyak melakukan review terhadap produk-produknya, terutama yang terdampak dari harga bahan baku. Review itu dilakukan untuk melihat produk mana saja yang perlu dinaikkan harganya.
“Kami akan mereview produk-produk kita yang memang sudah tidak memadai harganya, itu harus kita naikkan harga jualnya, dan dengan melihat situasi pasar juga,” katanya.
Meski mengalami kendala harga bahan baku, emiten dengan kode saham STTP ini tetap mampu mencatatkan kinerja yang positif pada kuartal I/2022. Pada kuartal I tersebut, STTP mencatatkan kinerja pertumbuhan mencapai 15,2 persen dibandingkan kuartal I/2021.
Baca Juga
Penjualan sebanyak 90 persen masih didominasi oleh pasar domestik, dan 10 persen merupakan pasar ekspor. Pada 2021, perseroan mencatatkan kinerja penjualan Rp4,24 triliun atau naik 10,28 persen dari capaian 2020 yakni Rp3,84 triliun, dengan laba bersih Rp617 miliar.
Perseroan pun memproyeksikan penjualan tahun ini akan tetap tumbuh hingga double digit
“Nah untuk tahun ini, kami berupaya untuk mencapai peningkatan yang lebih baik lagi karena di kuartal I tahun ini bisa tumbuh 15,29 persen, diharapkan sampai akhir tahun ini penjualan kita tumbuh double digit,” pungkasnya.