Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang batu bara PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) mengincar pendapatan sekitar US$1,5 miliar atau Rp22,05 triliun pada 2022, meskipun belum membukukan laba bersih per Maret 2022.
Direktur Delta Dunia Makmur Una Lindasari mengungkapkan, pada kuartal pertama 2022, perseroan mencatatkan pengupasan lapisan tanah mencapai 123,5 juta bcm. Jumlah ini lebih tinggi dari kuartal yang sama tahun lalu hanya 65 juta bcm.
"Selanjutnya, batu bara yang bisa diproduksi juga meningkat dari 12,7 juta ton pada kuartal I/2021 menjadi 18,3 juta ton. Dengan demikian, pendapatan juga meningkat dari US$160 juta menjadi US$332 juta," ujarnya dalam paparan publik, Rabu (29/6/2022).
Kemudian, DOID mencetak Ebitda US$70 juta pada kuartal pertama tahun ini, naik dari tahun lalu US$31 juta. Namun demikian, perseroan belum membukukan laba bersih pada kuartal pertama tahun ini, dari kuartal pertama tahun lalu mencatat rugi bersih US$26 juta.
Terkait dengan tantangan kinerja, Una mengungkapkan pada 2020 dan 2021 DOID masih mengalami beberapa hambatan pandemi Covid-19 dan berlangsung sampai akhir 2021, dan juga adanya curah hujan tinggi sepanjang tahun pada 2020 dan 2021.
"Adapun, pada 2021 DOID mendapat dua kontrak baru, yaitu Adaro Tutupan dan Bayan. Dengan adanya kontrak baru ini kami akan mulai dan memulai proses ramp up dan akan makan waktu 6-12 bulan. Saat ramp up, kalau kontrak baru sudah melebihi kapasitas kami yang ada, kami akan membeli equipment atau capex tambahan, merekrut karyawan dan lainnya. Harapannya di kuartal selanjutnya, tiga tantangan ini berhasil dilalui tim operasional dengan memberikan kinerja keuangan yang jauh lebih baik," jelasnya.
Baca Juga
Pada 2022,DOID menargetkan untuk melakukan pengupasan lapisan tanah di kisaran 480 juta-665 juta bcm, dan produksi batu bara antara 74 juta - 86 juta ton.
"Ini adalah konsolidasi dengan BUMA Asutralia. Dengan demikian, pendapatan diperkirakan berada di kisaran US$1,3 miliar - US$1,5 miliar, Ebitda di kisaran US$320 juta - US$380 juta, dan belanja modal di kisaran US$150 juta - US$200 juta," paparnya.
Dengan estimasi kurs Rp14.700 per dolar AS, target pendapatan DOID pada 2022 setara dengan Rp19,1 triliun-Rp22,05 triliun, Ebitda Rp4,7 triliun-Rp5,58 triliun, dan capex Rp2,2 triliun-Rp2,94 triliun.
Kenaikan target pendapatan DOID seiring dengan potensi peningkatan kinerja operasional. Pada 2021, DOID melakukan pengupasan lapisan tanah 326 juta BCM, dan 124 juta BCM per Maret 2022. Produksi batu bara pada 2021 mencapai 54 juta ton, dan 18 juta ton per Maret 2022.