Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Susul Asia, Bursa Eropa Menguat di Awal Perdagangan

Bursa Eropa menguat, indeks Stoxx Europe 600 terpantau naik 0,71 persen pada awal perdagangan.
Bursa Eropa menguat hari ini, indeks Stoxx Europe 600 terpantau naik 0,71 persen pada awal perdagangan. /Bloomberg
Bursa Eropa menguat hari ini, indeks Stoxx Europe 600 terpantau naik 0,71 persen pada awal perdagangan. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa menguat pada awal perdagangan hari ini, Senin (27/6/2022), mengikuti penguatan bursa Asia karena investor tengah mempertimbangkan menilai apakah inflasi telah mencapai puncaknya dan resesi dapat dihindari.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 terpantau menguat 0,71 persen ke level 415,83 pada pukul 14.35 WIB. Saham-saham bahan baku memimpin kenaikan.

Sementara itu, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,59 persen, DAX Jerman naik 0,99 persen, CAC 40 Prancis menguat 0,57 persen, FTSE MIB Italia menguat 0,73 persen, dan IBEX 35 Spanyol naik 0,4 persen.

Bursa saham Eropa mengikuti laju bursa Asia yang menguat hari ini. Indeks Topix Jepang menguat 1,11 persen, Shanghai Composite naik 0,88 persen, dan indeks Hang Seng menguat 2,34 persen. Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan naik 1,49 persen.

Rebalancing portofolio triwulanan oleh inestor institusional diperkirakan mendorong ekuitas. Marko Kolanovic dari JPMorgan Chase & Co. memperkirakan pasar saham naik 7 persen pekan ini karena dana pensiun dan aset kekayaan negara mengalihkan eksposur mereka.

Harga logam industri rebound dan minyak mentah melemah tipis. Sementara itu, harga gas alam Eropa menguat.

Investor saat ini tengah mengurai data yang masuk untuk mengetahui apakah lonjakan inflasi akan mendekati puncaknya. Pekan ini akan diwarnai oleh data dari sejumlah negara, termasuk PDB AS dan data manufaktur China. Jika benar, hal itu bisa memberi pembuat kebijakan kelonggaran untuk meredakan kenaikan suku bunga yang tajam.

Di sisi lain, skenario yang lebih mengkhawatirkan adalah tekanan harga yang bertahan lama dan kebijakan yang lebih ketat bahkan ketika ekonomi global goyah.

"Ada perasaan bahwa segala sesuatunya tidak seburuk yang kita kira akan terjadi. Ada harapan bahwa mungkin saham sudah oversold, mungkin tidak akan ada resesi," kata pendiri Pepper International, Carol Pepper, dilansir Bloomberg, Senin (27/6/2022).

Presiden Federal Reserve Bank of San Francisco Mary Daly mengatakan pada hari Jumat bahwa dia mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi pada bulan Juli. Sementara itu, Presiden Fed Bank of St. Louis James Bullard mengatakan kekhawatiran resesi AS cenderung berlebihan.

Di sisi lain, Rusia gagal membayar surat utang negara dalam mata uang asing untuk pertama kalinya dalam satu abad. Hal ini akibat puncak dari sanksi Barat yang semakin keras yang menutup jalur pembayaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper