Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pengelola jaringan toko Erafone, PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), melanjutkan perluasan portofolio bisnis ke ritel produk nondigital. Meski demikian, segmen produk digital masih mendominasi pemasukan perseroan.
Perseroan memiliki 90 titik distribusi dan 1.254 retail outlet milik sendiri per Maret 2022. Selain itu, Erajaya Swasembada juga memiliki kerja sama dengan kurang lebih 67.000 toko ritel pihak ketiga.
Dari total jumlah gerai tersebut, mayoritas adalah ritel lini bisnis produk digital yang mencakup penjualan komputer, gawai, dan elektronik konsumer. Segmen digital dengan total gerai 1.111 unit ini menyumbang 93 persen dari total penjualan bersih sebesar Rp11,48 triliun pada kuartal I/2022.
Sementara itu, lini bisnis ritel olah raga dan gaya hidup, makanan, serta kecantikan dan kesehatan berkontribusi sebesar 7 persen pada periode ini. ERAA menargetkan bisa menambah lebih banyak gerai sampai akhir 2022.
Direktur Erajaya Swasembada Sim Chee Ping mengatakan perseroan telah mengembangkan pilar bisnis digital pada gerai Erafone, iBox, Samsung, dan Mi Store yang fokus pada produk gawai, tablet, komputer dan aksesori pendukung. ERAA juga mulai masuk ke bisnis consumer electronic melalui usaha hasil kerja sama dengan World Mobile Group yakni Erablue.
“Peluang untuk ekspansi terbuka di ekosistem smart devices dan IoT. Kami akan buka lebih banyak kesempatan lagi untuk berbisnis bersama investor melalui Erafone Cloud Retail Partner," kata Sim Chee Ping dalam paparan publik secara virtual, Kamis (23/6/2022).
Baca Juga
Erafone Cloud Retail Partner merupakan strategi ekspansi ERAA dalam memperluas jangkauan bisnisnya ke kota-kota level kedua dan ketiga. Perseroan mengusung konsep kemitraan dengan investor lokal dalam memperkuat jangkauan pasar.
Analis Sucor Sekuritas Benyamin Mikael dalam risetnya menyebutkan bisnis digital Erajaya tengah berhadapan dengan kompetitor baru yakni Global Teknologi Niaga yang merupakan anak usaha Blibli.
“GTN telah membuka 30 gerai Samsung dan membuka toko multibrand Tukar Tambah,” tulisnya dalam riset.
Meski demikian, kehadiran GTN diperkirakan tidak akan berdampak signifikan pada pangsa pasar ERAA karena bisnis yang terfragmentasi. ERAA menguasai sekitar 15 persen pangsa pasar ritel dan memiliki kekuatan yang besar di kota tier-1.