Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen produk olahan susu PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY) membukukan kenaikan penjualan lebih dari 100 persen pada 2021. Meski tren kenaikan berlanjut di kuartal I/2022, perseroan enggan membidik target peningkatan yang sama.
Penjualan produsen susu merek Cimory ini mencapai Rp4,09 triliun sepanjang 2021, naik 120 persen dibandingkan dengan penjualan 2020 sebesar Rp1,86 triliun. Sementara itu, pertumbuhan penjualan di kuartal I/2022 mencapai 106 persen secara yoy, dari Rp712,59 miliar menjadi Rp1,46 triliun.
Direktur Utama CMRY Farell Sutantio mengatakan pertumbuhan positif selama 2021 berada di atas ekspektasi perseroan, begitu pula capaian di kuartal I/2022. Meski tidak mengungkapkan target penjualan tahun ini, Farell optimistis kinerja bisa melanjutkan pertumbuhan.
“Tentunya kami melihat 120 persen merupakan pencapaian yang luar biasa dan kami tidak berencana untuk melanjutkan growth rate ini di masa depan [karena tidak berkelanjutan]. Namun secara historis perusahaan, kami bisa tumbuh sekitar 25 sampai 30 persen per tahun secara berkelanjutan dan ini yang coba kami realisasikan pada masa mendatang,” kata Farell dalam paparan publik, Kamis (9/6/2022).
Dia mengemukakan bahwa perusahaan akan fokus menggarap pasar domestik untuk meningkatkan penjualan. Berbekal dana hasil IPO yang mencapai Rp3,66 triliun, Cimory akan melanjutkan ekspansi pabrik dan distribusi, serta meluncurkan beberapa produk anyar.
Farell melanjutkan realisasi serapan belanja modal masih sesuai dengan rencana yang disampaikan perusahaan ketika penawaran umum perdana. Setidaknya 33 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal yang berkaitan dengan penambahan kapasitas untuk fasilitas produksi dalam bentuk properti, pabrik, dan peralatan untuk lokasi usaha di Sentul dan Pasuruan.
Baca Juga
Sebanyak 25 persen dana IPO akan dialokasikan untuk entitas anak usaha PT Macroprima Panganutama yang bergerak di bisnis pengolahan dan pengalengan makanan. Adapun 20 persen dana disetorkan sebagai modal untuk PT Macrosentra Niagaboga yang bergerak di usaha agen dan distribusi.
“Mengingat kami baru 6 bulan sejak IPO, dana capex masih belum kami gunakan seluruhnya. Namun banyak alokasi untuk working capital yang sudah dipakai mengingat kinerja pertumbuhan yang cepat. Working capital jadi bagian komponen penting untuk usaha kami,” kata dia.