Bisnis.com, JAKARTA — PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) memasang target moderat untuk produksi batu bara tahun ini. Perusahaan memperkirakan produksi batu bara di kisaran 3 juta ton sampai 3,5 juta ton, tidak berubah dari realisasi 2021.
“Target ini flat. Kami sengaja karena fokus kami memang ke energi baru terbarukan,” kata Wakil Presiden Direktur TBS Energi Utama Pandu Sjahrir, Rabu (8/6/2022).
Sepanjang kuartal I/2022, realisasi produksi batu bara TOBA mencapai 1,2 juta dengan pendapatan dari segmen ini mencapai US$99,91 juta ton.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama TOBA Dicky Yordan memaparkan bahwa perseroan tidak menetapkan target khusus untuk pertumbuhan kinerja 2022. Meski demikian, harga batu bara yang baik sepanjang paruh pertama 2022 diperkirakan berdampak positif pada kinerja sepanjang tahun.
Di sisi lain, perusahaan juga memproyeksikan kontribusi yang lebih besar dari lini bisnis ketenagalistrikan, seiring dengan beroperasinya dua pembangkit listrik tenaga uap milik perusahaan dengan tingkat utilisasi penuh.
“Kami belum memberi guidance untuk target 2022, tetapi mayoritas pemasukan kami berasal dari batu bara. Kami perkirakan kinerja jauh lebih baik, terutama kedua power plant kami sudah beroperasi penuh, sementara tahun lalu baru setengah. Dan dari sisi batu bara harga juga sangat baik,” kata Dicky.
Baca Juga
Dalam bidang ketenagalistrikan, TBS memiliki anak perusahaan yang mengembangkan proyek PLTU Sulut3 2x50 MW di Sulawesi Utara dan proyek PLTU Sulbagut-1 2x50MW di Gorontalo. Perseroan juga memiliki anak perusahaan yang mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga mini hydro 2x3 MW di Lampung.
Dalam bidang pertambangan, TBS memiliki tiga anak perusahaan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kalimantan Timur dengan lokasi berdekatan satu sama lain. Adapun total luas lahan pertambangan mencapai 7.087 hektare.
Bisnis batu bara tercatat masih menjadi penyumbang utama pendapatan TOBA. Pada kuartal I/2022, kontribusi bisnis batu bara mencapai US$99,91 juta dari total pendapatan US$110,91 juta.
Sementara itu, kontribusi pendapatan ketenagalistrikan meningkat mencapai US$9,83 juta seiring dengan beroperasinya dua pembangkit listrik perusahaan, padahal pada kuartal I/2021 kontribusinya hanya sebesar US$483.261.