Bisnis.com, JAKARTA — PT Harum Energy Tbk. (HRUM) meningkatkan penetrasi pasar di negara-negara tujuan ekspor selain China, seiring dengan tren perlambatan konsumsi batu bara di Negeri Panda. Porsi penjualan di pasar alternatif tercatat meningkat selama kuartal I/2022.
HRUM tercatat melakukan ekspor untuk pertama kalinya ke Eropa pada kuartal I/2022 melalui pengiriman batu bara ke Belanda. Volume penjualan ke Belanda mencapai 9 persen dari total 900.000 ton batu bara yang dijual perusahaan atau setara 81.000 ton.
“Perseroan mencatatkan penjualan perdana di pasar Eropa di kuartal I/2022 dengan pengiriman ke Belanda. Volume penjualan sebesar 9 persen dari total penjualan,” kata Direktur Utama Harum Energy Ray A. Gunara dalam paparan publik, Senin (6/6/2022).
Volume penjualan ke Jepang juga meningkat menjadi 20 persen pada kuartal I/2022, padahal total penjualan ke Jepang hanya mencapai 8 persen dari total volume penjualan 3,4 juta ton pada 2021. Pangsa penjualan ekspor ke India turut memperlihatkan peningkatan di kuartal I/2022 menjadi 8 persen, dari hanya 1 persen sepanjang 2022.
Ray menjelaskan naiknya porsi penjualan ekspor ke India tidak lepas dari tren perlambatan konsumsi batu bara di China dalam beberapa bulan belakangan. Penjualan ke India yang terbatas pada periode sebelumnya juga dipengaruhi oleh harga jual yang cenderung lebih rendah.
“Beberapa tahun belakang kami tidak menjual ke India karena perseroan memiliki peluang pasar lain dengan harga jual yang lebih baik. Namun, di sisi lain China sebagai pasar terbesar mengalami perlambatan selama kuartal I/2022, sehingga membuka peluang ke pasar lain termasuk India, Jepang, bahkan pasar domestik,” kata Ray.
Baca Juga
Ray mengemukakan perusahaan akan melanjutkan peluang untuk masuk ke pasar-pasar alternatif, sebagai upaya diversifikasi dan mengurangi ketergantungan pada pasar China. Meski demikian, dia belum bisa memastikan prospek penjualan ke pasar Eropa.
Dia mengemukakan peluang ekspor ke Eropa cukup terbatas jika melihat spesifikasi permintaan dan kondisi produksi perseroan. Mayoritas batu bara yang diproduksi HRUM, lanjutnya, tidak sesuai dengan spesifikasi kebutuhan Eropa.
“Keterbatasan penjualan ke Eropa itu disebabkan oleh adanya batasan kualitas batu bara yang diproduksi perseroan. Sehingga untuk kualitas diinginkan pasar eropa, kami tidak punya jumlah yang diminta. Mayoritas bukan untuk spesifikasi tersebut. Meski ada peluang tersebut, kemampuan perseroan memenuhinya terbatas,” katanya.
Sepanjang kuartal I/2022, pendapatan yang diperoleh HRUM mencapai US$152,17 juta, meningkat dibandingkan dengan penjualan kuartal I/2021 sebesar US$57,08 juta. Peningkatan ini tidak lepas dari kenaikan harga rata-rata penjualan batubara pada kuartal I/2022 sebesar 158,8 persen menjadi US$168,4 per ton.
Dari total penjualan tersebut, ekspor ke Asia Timur mendominasi dengan nilai US$117,35 juta, kemudian disusul ekspor ke Eropa US$10,83 juta dan Asia Selatan US$9,19 juta. Penjualan ke pasar domestik tercatat berjumlah US$14,78 juta.