Bisnis.com, JAKARTA - Semakin diminatinya investasi kripto membuat banyak kisah sukses menjamur. Salah satunya, kisah Mark Cuban, miliuner kripto yang berhasil dalam berinvestasi aset ini.
Dikutip dari Pintu Academy, Sabtu (28/5/2022) Mark Cuban adalah seorang investor miliuner yang berasal dari Dallas. Dia dikenal oleh publik sebagai pemilik NBA Dallas Maverick, pengisi acara ABC Shark Tank, pebisnis dan seorang investor yang kerap kali membagikan strategi investasi kripto.
Berapa Jumlah Kekayaan Mark Cuban?
Dilansir dari laman Forbes, jumlah kekayaan Mark Cuban diperkirakan telah mencapai US$4,4 miliar setara Rp64,24 triliun (kurs Rp14.600) per Juni 2021. Pendapatan tersebut berasal dari Dallas Maverick, penghasilannya di acara televisi Shark Tank, sejumlah investasi, dan bisnis lain miliknya.
Apa Saja Bisnis Mark Cuban?
Bersama Todd Wagner, Cuban membeli saham Christopher Jaeb dan merintis portal video bernama Broadcast.com di tahun 1998. Sembilan bulan kemudian, Broadcast.com diakuisisi oleh Yahoo senilai US$5,7 miliar. Cuban kemudian berinvestasi di bidang olahraga dengan membeli tim basket Dallas Mavericks seharga US$280 juta.
Baca Juga
Bisnis Mark Cuban juga merambah ke bidang lainnya, seperti Landmark Theater, Cyber Dust dan perusahaan pakaian bermerk Three Commas. Lewat acara televisi Shark Tank, Cuban juga berinvestasi sebesar US$20 juta di sekitar 80 bisnis kecil lainnya.
Apa Saja Portofolio Kripto Milik Mark Cuban?
Per 1 Mei 2021, portfolio kripto Cuban terdiri dari 60 persen Bitcoin, 30 persen Ethereum dan 10 persen mata uang kripto lainnya. Dengan portofolio tersebut, dia kerap memberikan nasehat mengenai strategi investasi kripto kepada para investor pemula maupun berpengalaman.
Sepanjang karirnya, Cuban kerap membagikan strategi investasi yang efektif, antara lain:
1. Menilai Kecepatan dan Tarif Transaksi
Setiap aset kripto memiliki teknologi blockchain yang berbeda-beda. Hal tersebut lantas membuat Cuban mempelajari karakteristik setiap teknologi blockchain secara spesifik sebelum membeli sebuah aset kripto.
Sebagai pertimbangan arah investasi, Cuban melakukan analisis perbandingan kecepatan dan tarif gas untuk transaksi dari setiap cryptocurrency yang bersangkutan. Dengan begitu, dia bisa menentukan arah investasi yang lebih baik di masa depannya.
2. Melihat Potensi dari Tiap Blockchain
Sebagai contohnya, sebagian portofolio kripto Mark Cuban diletakan pada ethereum. Salah satu alasannya adalah karena menurutnya, blockchain ethereum memiliki sistem smart contract yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai platform koin digital serta mampu melaksanakan berbagai fungsi ekonomi.
3. Investasi di Berbagai Platform
Dilansir dari Businessinsider, Cuban berinvestasi di platform polygon pada akhir bulan Mei lalu. Cuban berpendapat bahwa polygon adalah platform pertama yang terstruktur dengan baik dan paling mudah digunakan. Melalui sistem multi-chain, polygon menyediakan jaringan ethereum yang lebih luas, kuat dan aman.
4. Bitcoin sebagai Aset Penyimpanan Nilai
Tidak seperti kebanyakan investor yang menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada bitcoin, Cuban justru lebih memilih ethereum. Pasalnya, mata uang kripto tersebut dinilai sebagai mata uang digital sebenarnya, karena lebih mampu beradaptasi sepanjang waktu.
Di sisi lain, Cuban menganggap bitcoin layaknya emas digital yang cocok disimpan sebagai aset digital bernilai ketimbang dipergunakan sebagai mata uang. Meski portfolionya dominan pada bitcoin, dia hanya menganggapnya sebagai aset dan tidak berencana menjualnya.
5. Transaksi Kripto untuk Pembelajaran dan Pengalaman
Salah satu aset kripto yang pernah dibeli Cuban diakui hanya sebagai sarana untuk menyenangkan putranya sekaligus memberi pengalaman dan pembelajaran mengenai ruang transaksi baru. Ia menambahkan bahwa ia terkadang membeli koin hanya untuk belajar dan bersenang-senang.
6. Kata Mark Cuban tentang DeFi
Baru-baru ini ramai terdengar pembicaraan mengenai DeFi di kalangan investor kripto. Hal tersebut dikarenakan Mark Cuban yang sering menyebut DeFi atau Decentralized Finance sebagai masa depan dari sistem keuangan.
Berbeda dengan instansi keuangan tradisional yang memiliki protokol terpusat, DeFi memiliki struktur protokol terdesentralisasi. Sistem tersebut membuat Cuban tertarik. Menurutnya, sistem operasional DeFi jauh lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan keuangan atau bank konvensional.