Bisnis.com, JAKARTA — Dolar AS naik ke level tertinggi hampir 20 tahun di awal bulan, tetapi terkoreksi di tengah tanda-tanda bahwa pengetatan kebijakan moneter mungkin sudah berdampak kepada perlambatan pertumbuhan ekonomi AS.
Analis dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono menyebutkan, data yang dirilis Kamis (26/5/2022) menunjukkan produk domestik bruto atau PDB AS berkontraksi pada kecepatan tahunan 1,5 persen, dibandingkan data awal 1,4 persen.
FOMC minutes pertemuan Federal Reserve awal Mei, menunjukkan bahwa The Fed mungkin siap untuk memperlambat atau bahkan menghentikan siklus pengetatannya di paruh kedua tahun ini jika tingkat inflasi mulai turun.
"Ini jadi sebuah pernyataan yang dibaca pasar bahwa the Fed tidak bersikap agresif lagi, sehingga makin memicu pelemahan Dolar AS," ujarnya dalam riset, Jumat (27/5/2022).
Data indeks pengeluaran konsumsi pribadi , PCE AS, akan dirilis Jumat malam pukul 19:30 WIB. Core PCE, yang tidak termasuk elemen makanan dan energi yang volatil, menjadi ukuran utama inflasi bagi The Fed yang sangat penting bagi pembacaan prospek suku bunga dan berdampak signifikan terhadap arah Dolar AS.
Data core PCE diperkirakan turun ke 4,9 persen tahunan pada April, dari 5,2 persen bulan sebelumnya.
Baca Juga
"Jika data tersebut memang melemah, maka peluang pelemahan Dolar AS masih mungkin berlanjut hingga penutupan akhir pekan ini," ungkapnya.