Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bakal bergerak netral cenderung ke zona merah pada perdagangan, Kamis (12/5/2022).
Analis OCBC Sekuritas Hendry Andrean menjelaskan saham-saham di Asia-Pasifik turun pada perdagangan Kamis pagi menyusul kerugian semalam di Wall Street, setelah data menunjukkan indeks harga konsumen di Amerika Serikat pada April tetap mendekati level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun.
Indeks harga konsumen AS melonjak 8,3 persen pada April dibandingkan dengan tahun lalu, mendekati level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun. Pembacaan April, yang mewakili sedikit kemudahan dari puncak Maret, juga di atas perkiraan Dow Jones untuk kenaikan 8,1 persen.
"Saham di Wall Street turun setelah rilis data inflasi konsumen AS. Nasdaq Composite yang padat teknologi tertinggal karena turun 3,18 persen menjadi 11.364,24 sementara S&P 500 yang lebih luas turun 1,65 persen menjadi 3.935,18. Dow Jones Industrial Average turun 326,63 poin, atau 1,02 persen, menjadi 31.834,11," urainya dalam riset, Kamis (12/5/2022).
Dari dalam negeri, hasil survei Bank Indonesia Indeks Keyakinan Konsumen membaik. Dengan demikian, dia memperkirakan IHSG netral dengan black candle volume lebih rendah sementara momentum dalam histogramnya masih menurun (R: 7.005 | S: 6.640).
Saham-saham yang direkomendasikan di antaranya ADRO rating spec buy dengan white candle potensi uptrend W%R di zona netral (R: 3,460 | S: 2.980 – Entry: 3.150-3.210).
Baca Juga
Selanjutnya, saham PGAS rekomendasi hold membentuk white candle dengan volume lebih rendah sementara momentum di histogramnya masih terlihat naik (R: 1.620 | S: 1.475 – Entry: 1.475-1.485).
Saham yang direkomendasikan berikutnya, yakni INKP rating spec buy karena membentuk white candle dengan tren naik W%R di zona netral dan salib emas MACD-nya (R: 8.200 | S: 7.350 – Masuk: 7.600-7.700).
Terakhir, saham IATA rating hold membentuk white candle dengan volume naik dan tren naik W%R-nya di zona netral (R: 292 | S: 208 – Masuk: 208-214).
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.