Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyampaikan penerbitan obligasi berbasis proyek ramah lingkungan atau green bond senilai Rp5 triliun akan membawa perusahaan sebagai salah satu lembaga keuangan terdepan dalam ekonomi berkelanjutan.
Green bond dengan emisi jumbo itu akan membawa BNI menjadi bank nasional pertama yang menerbitkan obligasi 'hijau' dalam denominasi rupiah.
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan green banking merupakan salah satu sektor yang masuk dalam kategori sangat strategis bagi BNI.
Selain karena manfaatnya yang sangat tinggi terhadap kestabilan dan keberlanjutan ekonomi jangka panjang, perseroan memiliki banyak nasabah, debitur, serta mitra yang dapat diajak untuk bersama-sama mendorong terwujudnya green ekonomi di Indonesia.
“Tentunya seluruh Penawaran Umum Green Bond ini akan kami gunakan untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori KUBL seperti arahan dari pemerintah dan otoritas,” kata Sulistyowati yang akrab disapa Susi dalam siaran pers, Rabu (11/5).
Susi menambahkan bahwa saat ini telah terjadi perkembangan signifikan di sektor teknologi, informasi, dan ekonomi dalam 20 tahun terakhir. Seyogyanya, perkembangan yang pesat tersebut harus memiliki pertumbuhan berkelanjutan untuk melestarikan lingkungan hidup agar dapat senantiasa memenuhi kebutuhan manusia.
Baca Juga
“Sehubungan dengan hal tersebut maka BNI sebagai lembaga keuangan yang bertindak sebagai perantara siap menyalurkan investasi dalam aset berwawasan lingkungan,” kata Susi.
Susi menjelaskan surat utang green tersebut ditawarkan dalam 3 seri, yakni seri A dengan jangka 3 tahun, seri B jangka 5 tahun, dan seri C jangka 7 tahun.
Adapun proyek-proyek yang termasuk dalam kategori KUBL antara lain proyek-proyek yang berkaitan dengan energi terbarukan, efisiensi energi, pengolahan sampah menjadi energi dan manajemen limbah.
Selain itu ada juga proyek penggunaan sumber daya alam dan penggunaan tanah yang berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan, adaptasi perubahan iklim, gedung berwawasan lingkungan, serta pertanian berkelanjutan.
Dalam kaitannya dengan pembiayaan KUBL, BNI telah menyusun Kerangka Kerja Green Bond (Green Bond Framework) yang didalamnya terdapat pengaturan mengenai mekanisme pemilihan proyek (project selection) dan penggunaan dana serta mekanisme pelaporan yang diperoleh dari Penawaran Umum Green Bond.
Sekadar informasi, pada kuartal I/2022 portofolio hijau BNI mencapai Rp170,5 triliun. Nilai ini mengambil porsi 28,9 persen dari total portofolio kredit BNI.
Pembiayaan hijau ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan UMKM dengan total portofolio mencapai Rp115,2 triliun.
Selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan sebesar Rp10,3 triliun, serta pengelolaan polusi sebesar Rp6,8 triliun, serta pengelolaan air dan limbah sebesar Rp23,3 triliun.