Bisnis.com, JAKARTA - Bitcoin turun ke level terendah sejak Juli 2021 di tengah kepanikan pasar terhadap prospek ekonomi yang menekan aset-aset berisiko.
Mata uang crypto merosot di seluruh papan sepanjang akhir pekan dan menambah penurunan Senin pagi karena pasar ekuitas global yang melorot, mengutip coindesk.
Realitas kebijakan moneter yang lebih ketat terus dirasakan di semua pasar, termasuk crypto, dengan harga bitcoin (BTC) – yang beberapa hari lalu mencapai US$40.000 – jatuh ke level US$32.500.
Bitcoin kehilangan level support kritis US$40.000 minggu lalu dan tidak bertahan di atas level support berikutnya di US$38.000 dan US$35.800. Bitcoin bisa turun ke level US$31.500 jika level saat ini gagal bertahan.
Crypto berkapitalisasi besar mengikuti penurunan Bitcoin, seperti Ether (ETH) turun 8,7 persen dalam 24 jam terakhir, sementara ADA (ADA) Cardano dan SOL (SOL) Solana turun sebanyak 10 persen. Memecoin shiba inu (SHIB) mendapat pukulan yang lebih besar dengan penurunan 13 persen.
Likuidasi pada futures yang dilacak crypto melebihi US$411 juta dalam 24 jam terakhir. Dari jumlah itu, sekitar US$140 juta berasal dari bitcoin futures, dan US$121 juta berasal dari ether futures.
Baca Juga
Penurunan awal akhir pekan Bitcoin datang bersamaan dengan TerraUSD (UST) kehilangan underlying asset-nya terhadap dolar. Penurunan menambah tenaga pada Minggu malam karena pasar ekuitas Asia dan indeks saham berjangka AS dibuka turun tajam.
Dolar AS, sementara itu, terus diuntungkan dari pasar yang panik, dengan dolar Australia dan rupee India melemah/
Analis sebelumnya memperingatkan tentang penurunan harga bitcoin jika prospek ekonomi yang lebih luas terus memburuk.
“Manajer uang profesional tidak memuat aset pertumbuhan berisiko tinggi saat ini,” kata Kurt Grumelart, pedagang di crypto fund Zerocap, dalam pesan Telegram minggu lalu.
“Anda tidak dapat melihat melewati hambatan saat ini dan korelasi tinggi dengan pasar tradisional,” tambahnya saat itu, memperingatkan tentang korelasi harga bitcoin saat ini dengan pasar AS.