Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melemah Tertekan 11 Sektor Saham, Teknologi Paling Merah

IHSG terseret pelemahan 11 indeks sektoral dengan saham sektor teknologi yang mengalami penurunan paling dalam.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (10/5/2022) dengan penurunan di seluruh sektor indeks IDX-IC. Saham sektor teknologi turun paling dalam.

IHSG parkir pada posisi 6.709,76 atau melemah 2,89 persen pada akhir sesi I. Sepanjang sesi pertama, IHSG bergerak pada rentang 6.662,61 - 6.755,20.

Tercatat, 92 saham menguat, 480 saham melemah dan 105 saham bergerak ditempat. Investor asing tercatat membukukan aksi net foreign sell Rp1,74 triliun.

Seluruh 11 sektor mengalami pelemahan hari ini. Sektor teknologi turun paling dalam -4,73 persen, disusul sektor energi -3,58 persen, dan sektor finansial -3,51 persen.

Penurunan saham teknologi tak lepas dari anjloknya saham GOTO hingga 6,3 persen ke Rp238, dan Bukalapak (BUKA) yang turun 6,74 persen ke Rp332.

Di sisi lain, saham energi seperti batu bara seperti PTBA anjlok 4,24 persen, ADRO turun 3,8 persen, BYAN terkoreksi 2,98 persen. Adapun, sektor finansial tertekan saham-saham bank big cap seperti BBCA yang turun 2,3 persen, BBRI 2,43 persen, dan BMRI 3,9 persen.

Daftar Kinerja Indeks Saham Sesi I Perdagangan Selasa (10/5/2022) 

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menuturkan, penurunan pasar saham hari ini seiring dengan melemahnya sejumlah bursa saham global sepanjang libur Lebaran.

“Pelemahan tersebut karena imbas market global,” ujar Reza saat dihubungi Bisnis, Selasa (10/5/2022).

Selain itu, ada faktor kekhawatiran publik terhadap serangan Covid-19 di sejumlah negara lain, serta adanya ancaman hepatitis pada anak yang turut membuat pelaku pasar khawatir.

Dirinya memperkirakan level support IHSG akan berada di kisaran 6.785-6.823, sedangkan resistance di 7.000-7.085.

“Semoga pelaku pasar tidak terlalu panic selling seiring masih adanya sentimen positif dari membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan rilis kinerja laporan keuangan emiten periode kuartal I/2022,” tutupnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai 5,01 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Tingginya pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2022 selain karena pulihnya aktivitas masyarakat juga karena ada low based effect pada kuartal I/ 2021.

Sementara itu, analis Artha Sekuritas Dennies Christoper menyampaikan IHSG melemah akibat kekhawatiran investor akan inflasi secara global yang akan lebih membahayakan dibandingkan perkiraan.

Dennies berpendapat ada kemungkinan bahwa The Fed tidak akan bisa menahan inflasi yang menyebabkan aksi panic selling di bursa saham global.

Oleh karana itu, pada hari ini Dennies memprediksi IHSG melemah. Dia menjelaskan secara teknikal candlestick, IHSG membentuk long black body dengan volume tinggi mengindikasikan tren bearish yang sangat kuat.

“Pergerakan masih akan dibayangi kekhawatiran akan inflasi global yang tidak terbendung dan juga menyebabkan ketidakpastian di pasar saham,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper