Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Indocement (INTP) Tergerus Beban di Kuartal I/2022, Penjualan Masih Naik

Indocement (INTP) mencatatkan pendapatan naik tipis 3,46 persen menjadi Rp3,55 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp3,43 triliun.
Direktur Indocement Oey Marcos, Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya, dan Direktur Indocement David Clarke (kiri ke kanan) menyampaikan paparan kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) periode tahun berjalan per September 2020 secara daring, Selasa (10/11/2020)./Bisnis-Dwi Nicken Tari
Direktur Indocement Oey Marcos, Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya, dan Direktur Indocement David Clarke (kiri ke kanan) menyampaikan paparan kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) periode tahun berjalan per September 2020 secara daring, Selasa (10/11/2020)./Bisnis-Dwi Nicken Tari

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. mencetak pertumbuhan tipis untuk pendapatan bersih pada kuartal I/2022. Namun, seiring kenaikan beban, laba bersih perseroan tergerus hampir setengahnya.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2022, dikutip Selasa (10/5/2022), emiten berkode INTP ini mencatatkan pendapatan naik tipis 3,46 persen menjadi Rp3,55 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp3,43 triliun.

Pertumbuhan pendapatan terutama karena naiknya penjualan semen pihak ketiga yang tumbuh 2,72 persen menjadi Rp3,23 triliun. Selanjutnya penjualan beton siap pakai juga tumbuh dari Rp238,4 miliar menjadi Rp280,9 miliar.

Penjualan agregat pihak ketiga juga tumbuh signifikan menjadi Rp11,18 miliar dari Rp97 juta.

Adapun, beban pokok pendapatan turut meningkat menjadi Rp2,59 triliun dari Rp2,33 triliun sehingga laba bruto perseroan tergerus menjadi Rp960,44 miliar dari Rp1,09 triliun.

Kenaikan beban pokok pendapatan terutama dipicu meningkatnya biaya bahan bakar dan listrik menjadi Rp1,42 triliun dari Rp928,56 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu. Selain itu, beban pengepakan juga naik menjadi Rp194,9 miliar dari Rp178,39 miliar.

Sementara itu, beban usaha perseroan juga naik menjadi Rp776,9 miliar yang turut menekan profitabilitas perseroan. Dengan demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 48 persen menjadi Rp182,55 miliar per kuartal I/2022 dibandingkan dengan Rp351,31 miliar pada kuartal I/2021.

Adapun, posisi total aset INTP turun menjadi Rp25,9 triliun per 31 Maret 2022 dibandingkan dengan Rp26,13 triliun pada akhir tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper