Bisnis.com, JAKARTA – The Fed sudah menaikkan suku bunganya per 4 Mei 2022 sebanyak 50 basis poin membuat dolar AS melesat. Akibatnya mata uang di Asia mengalami depresiasi cukup tajam termasuk rupiah.
Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (9/5/2022), pukul 13.30, indeks dolar AS menguat 0,38 persen ke 104,05.
Sementara itu, di Asia Pasifik, mayoritas nilai tukar mengalami pelemahan dengan yen Jepang tercatat melemah 0,36 persen, dolar Singapura melemah 0,48 persen, dolar Taiwan melemah 0,33 persen, won Korea Selatan melemah 0,15 persen.
Adapun, nilai tukar rupiah melemah cukup dalam 0,49 persen ke Rp14.551 per dolar AS pada hari pertama pasar dibuka usai libur Idulfitri.
Pelemahan mata uang kemudian juga disusul rupee India melemah 0,61 persen, yen China 0,80 persen, dan baht Thailand 0,75 persen.
Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia, Lionel Priyadi mengatakan rupiah bahkan bisa makin buruk dalam sepekan ke depan.
Baca Juga
“Diperkirakan rupiah akan melemah ke Rp14.600 per dolar AS dalam seminggu ke depan,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (9/5/2022).
Kendati dolar AS mengalami penguatan, Lionel mengatakan prospek investasi safe haven seperti US Treasury kurang bagus, karena yield 10 tahun US Treasury sudah naik hingga 3,1 persen dan berpotensi terus naik hingga kuartal I/2023.
Sementara itu, harga emas juga saat ini cenderung terkoreksi ke arah US$1.800-an, dan harga emas diperkirakan masih akan terus bergejolak dalam sepekan ini.