Bisnis.com, JAKARTA — Italia meminta Uni Eropa agar perusahaan-perusahaan dapat membeli gas dari Rusia.
Menteri Transisi Ekologi Italia Roberto Cingolani mengatakan di depan Dewan Menteri Energi Uni Eropa di Brussel bahwa perusahaan dapat diizinkan untuk membayar bahan bakar yang dipasok dari Rusia dengan mata uang rubel.
Menurutnya, saat ini pemahaman negara-negara anggota Uni Eropa dari sisi sanksi dan implikasinya masih belum lengkap. Dia menyarankan perusahaan dapat membayar gas dari Rusia dengan rubel selama beberapa bulan ke depan.
"Kami menginginkan pernyataan yang cepat dan jelas dari Komisi Eropa yang mengkonfirmasi kemungkinan kebijakan ini,” jelasnya dikutip dari Politico, Selasa (3/5/2022).
Senada, Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan Komisi Eropa perlu mengeluarkan pernyataan opini hukum yang jelas terkait hubungan kebijakan ini dan pelanggaran terhadap sanksi yang diberlakukan Uni Eropa terhadap Rusia.
“Jika tidak ada kejelasan dalam hal ini, maka setiap perusahaan atau negara akan melakukan sesuai kemauannya,” lanjut Draghi.
Baca Juga
Sementara itu, Italia tengah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan pemutusan pasokan gas dari Rusia. Pemerintah setempat telah menyiapkan beberapa langkah penghematan energi, termasuk memperpanjang waktu operasional pembangkit listrik bertenaga batu bara.
Rusia meminta perusahaan-perusahaan dari negara musuh, termasuk semua anggota Uni Eropa, untuk membayar gas dengan rubel guna memperkuat nilai mata uang tersebut.
Perusahaan diminta untuk membuka rekening berdenominasi euro dan rubel di Gazprombank. Pembayaran hanya akan dinyatakan telah berhasil setelah perusahaan memasukkan mata uang rubel ke dalam rekening tersebut.
Sementara itu, Komisi Eropa telah memperingatkan perusahaan untuk tidak membuka rekening berdenominasi rubel. Hal tersebut dapat melanggar ketentuan sanksi yang diberikan Uni Eropa kepada Rusia.