Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. (ISAT) pertumbuhan jumlah pelanggan yang signifikan setelah merger dengan Hutchinson Tri Indonesia pada kuartal I/2022.
Manajemen Indosat Ooredoo Hutchison dalam keterangan resmi mengatakan, setelah penggabungan usaha, pelanggan perseroan meningkat sebesar 57,7 persen menjadi 94,6 juta pelanggan pada kuartal I/2022.
Meski demikian, hal ini berimbas pada Average Revenue per User (ARPU) yang turun menjadi Rp32.000 di kuartal I/2022, dari sebelumnya sebesar Rp32.700 pada kuartal I/2021.
Perluasan basis pelanggan menghasilkan pertumbuhan trafik data yang kuat sebesar 98,5 persen pada kuartal I/2022. Selain itu, cakupan jaringan perusahaan juga meningkat seiring peningkatan jumlah BTS 4G menjadi sebesar 120.000, sehingga mampu menangani peningkatan trafik yang tinggi.
"Dalam triwulan pertama 2022, fokus perusahaan adalah mengintegrasikan dua perusahaan untuk memaksimalkan sinergi biaya dan pengeluaran modal, bersamaan dengan pencapaian peluang di sisi pendapatan. Perkembangan integrasi perusahaan hingga saat ini sudah sesuai dengan jadwal dan titik-titik pencapaian, serta menghasilkan sinergi yang melampaui target," tulis Manajemen Indosat Ooredoo Hutchison, Kamis (28/4/2022).
Total pendapatan perseroan naik sebesar 48,0 persen menjadi sebesar Rp10,87 triliun, dari Rp7,34 triliun di kuartal I/2021.
Baca Juga
EBITDA tercatat sebesar Rp4,38 triliun atau naik sebesar 29,1 persen, imbas dari penggabungan usaha. EBITDA margin tercatat sebesar 40,3 persen pada kuartal I/2022.
Lebih lanjut, kinerja pendapatan perseroan sepanjang kuartal I/2022 ditopang oleh pendapatan dari layanan selular, MIDI, dan telekomunikasi tetap milik perusahaan yang masing-masing memberikan kontribusi sebesar 86,3 persen, 12,0 persen, dan 1,7 persen terhadap pendapatan usaha konsolidasian untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022.
Pendapatan selular meningkat sebesar 55,1 persen dibandingkan kuartal I/2021, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan data dan jasa nilai tambah yang mengimbangi penurunan pendapatan telepon, SMS dan sewa menara.
Pendapatan MIDI meningkat sebesar 12,1 persen dibandingkan kuartal I/2021, disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari layanan konektivitas tetap dan pendapatan internet tetap, yang diimbangi oleh penurunan jasa TI.
Pendapatan telekomunikasi tetap meningkat sebesar 39,5 persen dibandingkan kuartal I/2021 akibat kenaikan pendapatan telepon internasional dan pendapatan jaringan tetap.
Dengan kinerja pendapatan tersebut, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp128,7 miliar atau turun 25,2 persen dari Rp172,2 miliar.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan beban operasional, peningkatan beban depresiasi dan amortisasi, serta peningkatan biaya finansial, sebagai dampak dari penggabungan dua perusahaan, yang diimbangi oleh peningkatan pendapatan.