Bisnis.com, JAKARTA - Emiten investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) menyampaikan akan fokus melakukan investasi di empat sektor ekonomi pada 2022. Dengan fokus tersebut, Saratoga akan menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga US$150 juta.
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan, tahun ini pihaknya menyiapkan capex senilai US$100-US$150 juta untuk diinvestasikan pada portofolio perseroan yang telah ada dan untuk investasi baru.
"Capex total US$100-US$150 juta yang akan kami investasikan di portofolio investasi tambahan untuk portofolio kami yang sudah ada dan juga untuk portofolio investasi baru. Sektor fokus kami adalah teknologi, sektor kesehatan, jasa keuangan, dan energi terbarukan," ucap Devin dalam paparan publik Saratoga Investama Sedaya, Kamis (21/4/2022).
Devin menjelaskan, sejak emiten bersandi SRTG ini didirikan, pihaknya fokus melakukan investasi ke tiga sektor yakni sumber daya alam (SDA), infrastruktur, dan konsumer. Seiring tumbuhnya ekonomi Indonesia, khususnya saat pandemi berjalan, SRTG melihat banyak transformasi yang terjadi di Indonesia.
Dia melanjutkan, SRTG melihat banyak anak muda yang mendirikan startup, yang mendisrupsi industri tradisional. Selain itu, pandemi juga turut mempercepat transformasi ke digital ekonomi.
"Kami melihat jika kami tidak berinvestasi di sini, kami akan ketinggalan. Sebagai perusahaan investasi, kami harus melihat ke depan, kami harus investasi di hal-hal tersebut," ujarnya.
Baca Juga
Dia mencontohkan, sebelumnya SRTG fokus ke industri konsumer melalui Deltomed, yang saat ini bekerjasama dengan perusahaan teknologi yang juga diinvestasikan SRTG, yakni Sirclo. Menurut Devin, kerja sama kedua perusahaan ini menghasilkan output yang baik.
Tujuan investasi SRTG berikutnya adalah sektor energi terbarukan. Menurutnya, sampai saat ini sektor kelistrikan masih didukung batu bara. Devin melihat ke depannya, SRTG perlu melakukan investasi di industri yang sustainable, dan melihat energi tenaga surya menjadi salah satu energi yang bisa segera diadopsi secara massal.
"Secara keseluruhan, target korporasi kami menyiapkan US$100-US$150 juta. Saat ini kami deploy US$30-US$40 juta ke sektor teknologi," ujarnya.
Adapun menurut Devin, SRTG tidak akan melakukan investasi baru di komoditas batu bara dan minyak. Sementara itu, untuk emas, SRTG akan terus melakukan investasi di bidang ini dan akan dilakukan melalui PT Merdeka Copper and Gold Tbk. (MDKA).