Bisnis.com, JAKARTA — Emiten energi PT Medco Energy International Tbk berpendapat peluang investasi minyak dan gas (Migas) nasional masih terbuka lebar seiring dengan meningkatnya permintaan energi fosil pada paruh pertama tahun ini.
Direktur & COO Medco Energy International Ronald Gunawan mengatakan, sebagian besar portofolio investasi perusahaan Migas sudah mengalami perubahan di tengah kebijakan transisi energi global beberapa waktu terakhir.
Menurut dia, insentif fiskal menjadi hal yang signifikan untuk menarik investasi migas ke Indonesia. Alasannya, banyak negara mulai menarik investasi dengan memberikan insentif fiskal dan non-fiskal yang cukup lebar di tengah reli kenaikan harga komoditas tersebut pada awal tahun ini.
“Dalam momentum kenaikan harga minyak ini, banyak negara yang memanfaatkan situasi ini untuk menarik investasi dengan memberikan insentif dan fiskal yang menarik,” kata Ronald saat bertemu awak media secara daring dari Australia, Selasa (19/4/2022).
Di sisi lain, dia mengatakan, industri hulu Migas dalam negeri telah bergerak ke arah yang tepat dengan sejumlah inisiatif yang dilakukan oleh Kementerian ESDM dan SKK Migas dalam mendorong berbagai insentif.
“Kami selaku pelaku usaha sangat mengapresiasi pemerintah, kami melihat bahwa pemerintah melalui Kementerian ESDM dan SKK Migas mau mendengar dan mengupayakan apa yang menjadi kebutuhan industri untuk bersama-sama meningkatkan produksi migas nasional,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menuturkan pemerintah bakal mengajukan rancangan revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (Migas) Nomor 22/2001 pada akhir tahun ini.
Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan pembahasan ihwal revisi UU Migas itu relatif telah menunjukkan perkembangan yang positif untuk memberikan insentif fiskal dan non-fiskal yang lebih lebar bagi investor.
“Butuh insentif, sekarang itu sudah mengarah ke sana karena pak menteri sangat mendukung adanya perbaikan fiskal yang signifikan di penawaran baru dan juga splitnya juga berubah,” kata Benny saat bertemu awak media di Jakarta, Selasa (19/4/2022).
Seperti diketahui, SKK Migas saat ini terus memacu produksi minyak dan gas bumi dengan mempercepat onstream 12 proyek migas pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, diproyeksikan lima proyek hulu migas akan onstream pada kuartal dua tahun 2022.
Berkaca pada produksi minyak tahun 2021 yang hanya mencapai 660.000 bph dari target produksi sebesar 705.000 bph, kebutuhan minyak akan terus bertambah setiap tahunnya. Konsumsi minyak pada 2050 diperkirakan meningkat sebesar 139 persen dari konsumsi saat ini yang sekitar 1,66 juta barel per hari (bph) menjadi 3,97 juta bph pada 2050.
Sementara untuk konsumsi gas diperkirakan akan meningkat lebih besar lagi. Konsumsi gas saat ini sekitar 6.000 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), lalu diperkirakan akan meningkat menjadi 26.112 MMSCFD pada 2050 atau meningkat sebesar 298 persen.
Melihat potensi migas Indonesia yang sangat besar semestinya produksi masih dapat dimaksimalkan. Saat ini terdata Indonesia memiliki 128 cekungan migas, di mana yang sudah berproduksi baru sebanyak 20 cekungan, dan terdapat 27 cekungan yang sudah ada temuan, namun belum berproduksi.