Bisnis.com, JAKARTA - Holding BUMN Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menargetkan bakal melaksanakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada akhir tahun. Rencana ini berbekal kinerja berbalik laba hingga 5 kali lipat pada 2021.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menuturkan perbaikan kinerja tersebut merupakan buah dari peningkatan pendapatan serta restrukturisasi utang perseroan.
Berbekal kinerja baik, Ghani menargetkan PTPN III dapat melantai di pasar modal pada tahun ini, menyusul sejumlah BUMN dan afiliasinya yang sudah lebih dulu berada di lantai bursa.
“Kami akan terus bertransformasi dan berupaya meningkatkan kinerja melalui berbagai inisiatif strategis dan aksi-aksi korporasi lainnya salah satunya dengan melantai di bursa pada akhir tahun ini," jelasnya, Selasa (12/4/2022).
PTPN Group terus bergerak maju dan berupaya mewujudkan visi “Kebanggaan Baru Indonesia”. Di tahun 2021, PTPN Group berhasil bergabung dalam jajaran 10 BUMN dengan pendapatan dan laba terbesar.
"Sebuah lompatan prestasi yang luar biasa. Audit laporan keuangan perusahaan ini membuktikan keandalan strategi dan arah bisnis Holding Perkebunan Nusantara," katanya.
Baca Juga
Berbekal kinerja di 2021, PTPN Group bertekad mengembalikan posisi Indonesia sebagai pemasok utama komoditi perkebunan di pasar internasional dan menjadi kebanggaan baru Indonesia. PTPN Grup optimistis akan lebih baik lagi tahun depan.
Manajemen mengapresiasi kerja keras dan dedikasi seluruh karyawan PTPN Group yang telah menjalankan transformasi sumber daya manusia dan menjalankan prinsip operasional perusahaan yang efektif dan efisien.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember yang telah diaudit, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah menorehkan sejarah atas capaian kinerja keuangannya yang baik.
Holding perkebunan mampu membukukan laba konsolidasi sebesar Rp4,64 triliun pada 2021. Pencapaian tersebut meningkat Rp5,73 triliun atau sekitar 500 persen dibandingkan laba perusahaan pada 2020. Saat itu, PTPN Group masih mengalami kerugian sebesar Rp1,14 triliun.
Capaian laba bersih konsolidasian tersebut diperoleh dari penjualan sebesar Rp53,57 triliun naik 32 persen di atas pencapaian tahun 2020.
Sementara itu, EBITDA tercatat sebesar Rp14,18 triliun naik sebesar 206,69 persen dibandingkan dengan 2020, atau 124,26 persen di atas yang dianggarkan pada 2021.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha agro bisnis, terutama komoditas kelapa sawit dan karet.
Sebagai perusahaan induk (holding company) BUMN di sektor perkebunan, Perseroan saat ini menjadi pemegang saham mayoritas 13 perusahaan perkebunan yakni PTPN I sampai dengan PTPN XIV, perusahaan di bidang pemasaran produk perkebunan yaitu PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) serta perusahaan di bidang riset dan pengembangan komoditas perkebunan yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN).
Saat ini Perseroan secara konsolidasian merupakan salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia berdasarkan total lahan konsesi perkebunan.
Produk komoditas Perseroan mencakup komoditas anak perusahaan cukup terdiversifikasi antara lain kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, tembakau dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing.
Berdasarkan data per Desember 2021, area tanaman PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan didominasi oleh tanaman kelapa sawit seluas 565.000 ha, tanaman karet seluas 138.000 ha, teh 30.000 ha serta areal tebu seluas 52.000 ha.
Perseroan saat ini tengah melakukan upaya transformasi bisnis baik di sektor budidaya tanaman perkebunan (on-farm), pengolahan tanaman perkebunan (off-farm) serta unit-unit pendukungnya guna meningkatkan kinerja maupun produktivitas dan efisiensi bisnis.