Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sesi I Hijau Merespons Data Cadangan Devisa, Asing Borong BBRI

Tercatat, 237 saham menguat, 252 saham melemah dan 182 saham bergerak stagnan hingga akhir sesi I hari ini.
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Kamis (7/4/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG parkir pada posisi 7.122,08 atau naik 0,25 persen. IHSG sempat mencatatkan posisi tertinggi pada level 7.144,62.

Tercatat, 237 saham menguat, 252 saham melemah dan 182 saham bergerak stagnan. Investor asing mencatatkan aksi net foreign buy Rp231,44 miliar di seluruh pasar hingga akhir sesi I perdagangan. 

Investor asing tercatat membeli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp73,2 miliar, atau yang terbanyak sejauh ini. Menyusul dibelakangnya adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) senilai Rp68,7 miliar dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebesar Rp48,9 miliar.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengungkapkan, pergerakan IHSG terlihat kembali melalui rentang konsolidasi wajar usai mencatatkan rekor all time high pada beberapa waktu sebelumnya. Adapun rilis data perekonomian mengenai cadangan devisa disinyalir masih berada dalam kondisi stabil dapat menjadi salah satu sentimen positif untuk beberapa sektor tertentu. 

"Data cadangan devisa sekaligus menjadi salah satu indikator bahwa perekonomian masih berada dalam keadaan terkendali, sehingga momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk melakukan akumulasi pembelian," jelasnya dalam riset harian, Kamis (7/4/2022).

Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia tetap tinggi sebesar US$139,1 miliar pada akhir Maret 2022. Meski demikian, posisi pada Maret 2022 tersebut merosot jika dibandingkan dengan posisi pada akhir Februari 2022 sebesar US$141,4 miliar, alias turun US$2,3 miliar atau Rp33,12 triliun (kurs Rp14.400 per dolar AS).

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa penurunan posisi cadangan devisa dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper