Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah investor asing tertarik menanamkan modalnya di Indonesia di bidang investasi inovatif.
Sebut saja Tesla Inc, perusahaan mobil listrik milik Elon Musk tersebut kembali menyampaikan ketertarikannya untuk berinvestasi pada proyek energy storage system (ESS) atau power bank raksasa.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsjad Rasjid mengatakan, Indonesia saat ini tengah menjadi salah satu negara tujuan investasi.
“Dalam dua tahun terakhir saja, atau saat pandemi melanda, arus investasi ke Indonesia tetap tumbuh,” ujar Rasjid dalam keterangan resmi, dikutip Senin (4/4/2022).
Tahun ini pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp1.200 triliun. Hal ini mengingat pertumbuhan realisasi investasi dari tahun ke tahun yang semakin baik. Di tahun 2020 realisasi investasi tercatat senilai Rp826,3 triliun, sementara tahun 2021 tumbuh menjadi 9 persen yoy mencapai Rp901 triliun.
Investasi asing tercatat bertumbuh paling signifikan, yakni Rp454 triliun atau mencapai 10 persen yoy.
Baca Juga
Tahun lalu, sejumlah perusahaan asing mengumumkan investasi berbasis inovasi di Indonesia. Sebut saja konsorsium Hyundai Motor Company-LG Energy Solution yang berinvestasi US$1,1 miliar untuk ekosistem kendaraan listrik.
Investasi oleh perusahaan otomotif asal Korea Selatan tersebut sudah dimulai, di antaranya dengan pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat.
Komitmen investasi juga datang dari perakit produk Apple, Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. atau Foxconn di segmen baterai listrik.
Sementara itu di sektor batu bara, pada November 2021 lalu perusahaan asal Uni Emirat Arab, Air Products and Chemical Inc tercatat menggulirkan dana total US$15 miliar.
Dana tersebut dialokasikan untuk membangun fasilitas gasifikasi untuk konservasi batu bara bernilai rendah, menjadi produk kimia bernilai tambah tinggi seperti methanol, dimethyl ether, dan bahan kimia lainnya.
Perusahaan Philip Morris International melalui perusahaan afiliasinya PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga tak mau ketinggalan. Pada November 2021 lalu pihak HMSP menggelontorkan dana US$166,1 juta untuk membangun fasilitas produksi aneka produk tembakau yang dipanaskan berbasis inovasi dan riset.
Fasilitas produksi yang dijadwalkan akan beroperasi pada kuartal IV 2022 tersebut akan memenuhi permintaan pasar dalam negeri maupun ekspor di kawasan Asia Pasifik.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy mengatakan, investasi berbasis inovasi dapat membantu menumbuhkan perekonomian.
“Investasi yang berbasis inovasi menjadi penting karena akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Mendukung hal ini perlu untuk mendorong kolaborasi, riset antara pemerintah dan swasta misalnya,” ujar Yusuf dalam keterangan resmi, dikutip Senin (4/4/2022).
Sektor hilir industri dinilai sebagai fokus utama untuk menggaet para investor. Pasalnya, sektor ini memiliki multiplier effect yang besar.
Investasi tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga penerapan inovasi dan teknologi baru yang mendorong ekonomi hijau.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut transformasi ekonomi hijau akan menghadapi sejumlah tantangan, antara lain bagaimana menciptakan green economy yang dapat dijangkau.
Pertumbuhan investasi di sektor energi terbarukan dapat menjadi katalis positif dalam membangun ekosistem ekonomi hijau.