Bisnis.com, JAKARTA – Emiten emas PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) masih mencetak laba sepanjang 2021, meskipun turun dari tahun sebelumnya, sejalan dengan sisi produksi mengalami penurunan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan hingga 31 Desember 2021, ARCI membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan konsolidasian lebih rendah 12 persen menjadi US$345,9 juta, dibandingkan dengan US$393,3 juta pada tahun sebelumnya.
“Hal ini terutamanya disebabkan oleh volume penjualan emas yang lebih rendah dari 213,8 kilo ons menjadi 188,1 kilo ons,” jelas Kenneth Crichton dalam keterangan pers, dikutip Jumat (1/4/2022).
Selain itu, Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) turun 32 persen menjadi US$163,7 juta, sedangkan laba tahun berjalan juga lebih rendah 39 persen menjadi US$75,1 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan profitabilitas terutamanya disebabkan oleh rasio pengupasan tanah (stripping ratio) yang lebih tinggi dari penambangan bijih tahap awal di pit Araren tahap 5 dan pembukaan pit Alaskar yang baru.
“Aktivitas eksplorasi berfokus pada peningkatan tambahan potensi penemuan di sekitar pit-pit tambang yang beroperasi saat ini di wilayah Koridor Timur serta pengeboran mineral emas di wilayah Koridor Barat,” tambahnya.
Baca Juga
Sementara itu, jumlah utang bersih ARCI pada periode ini lebih rendah dari US$389,7 juta per akhir 2020 menjadi sebesar US$296,9 juta per akhir 2021, mencerminkan kinerja rasio utang terhadap ekuitas (DER) yang secara signifikan lebih baik dari sebesar 4,1x menjadi sebesar 1,3x.
Sepanjang 2021, ARCI juga merealisasikan belanja modal sebesar US$118,6 juta, yang terutamanya digunakan untuk aktivitas pengembangan pit Araren tahap 5, meningkatkan kapasitas pabrik pengolahan, dan aktivitas eksplorasi.
Dari sisi produksi, bijih yang diproses sepanjang 2021 mencapai 3,64 juta ton.