Bisnis.com, JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) mencatatkan peningkatan kinerja sepanjang 2021. Laba bersih emiten baja pelat merah ini melonjak ratusan persen sepanjang tahun lalu.
Tercatat, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan meningkat 165,3 persen menjadi US$62,8 juta, atau setara Rp901,9 miliar (kurs Jisdor Rp14.357 per dolar AS), menurut hasil laporan audit dari Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, firma anggota jaringan PwC global.
“Laba Krakatau Steel tahun 2021 semakin membaik. Selama 2 tahun berturut-turut, kami mencatatkan laba dan dengan tren yang meningkat, ini merupakan bukti bahwa Krakatau Steel telah sukses dalam melakukan restrukturisasi dan transformasi. Kami semakin yakin dengan masa depan Krakatau Steel,” kata Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dalam keterangan resminya, Jumat (1/4/2022).
Dari sisi pendapatan, kinerja Krakatau Steel didukung dengan peningkatan penjualan sebesar 59 persen pada 2021 dibandingkan dengan tahun 2020. Tercatat, penjualan Krakatau Steel tahun lalu mencapai Rp30,9 triliun, dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp19,4 triliun.
Pendapatan ini didukung oleh penjualan domestik produk baja perseroan yang mencapai US$1,66 miliar, penjualan ekspor US$231,7 juta, jasa pengiriman barang US$24,5 juta, sarana infrastruktur US$208,5 juta, rekayasa dan konstruksi US$23,3 juta, dan jasa lainnya 2,13 juta.
Dari sisi efisiensi di tahun 2021, Krakatau Steel berhasil menurunkan variable cost sebesar 7 persen dan menurunkan fixed cost sebesar 10 persen.
Baca Juga
“Seiring dengan peningkatan kinerja, EBITDA Krakatau Steel juga meningkat 60 persen menjadi sebesar Rp1,82 triliun dibandingkan EBITDA tahun buku 2020 yang sebesar Rp1,09 Triliun,” ujar Silmy.
Lebih lanjut Silmy menuturkan Krakatau Steel di tahun 2021 telah membayar cicilan pokok sebesar Rp3,2 triliun, sehingga total utang bank turun 7,6 persen dari sebelumnya Rp30,87 triliun menjadi Rp28,51 triliun. Selain itu, total aset Krakatau Steel juga meningkat 8,2 persen dari Rp50,03 triliun menjadi Rp54,15 triliun.