Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas stabil setelah membatasi kenaikan mingguan, karena investor menimbang perkembangan terbaru dalam perang Rusia di Ukraina terhadap dampak kebijakan moneter yang lebih ketat untuk mengekang inflasi.
Emas batangan naik 1,9 persen minggu lalu karena perang di Eropa meningkatkan daya tarik komodias ini, dengan kepemilikan dalam dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung oleh logam naik selama 10 minggu berturut-turut.
Investor mencari penyimpan nilai di tengah tekanan inflasi yang dipicu oleh melonjaknya harga komoditas, sebagian disebabkan oleh perang dan sanksi berikutnya.
Pembicaraan langsung antara tim perunding Ukraina dan Rusia akan dilanjutkan minggu ini, kata para pejabat. Sementara itu, Presiden Joe Biden berusaha mengklarifikasi seruannya untuk pencopotan Vladimir Putin, dengan mengatakan dia tidak mencari perubahan rezim setelah sekutu Eropa menyuarakan keprihatinan dan kritikus mengatakan dia semakin mengobarkan ketegangan dengan Rusia.
Pedagang juga menilai nada yang lebih hawkish dari Federal Reserve (The Fed) dan imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi turut membebani emas batangan.
Bank-bank Wall Street semakin mengharapkan The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih agresif daripada yang diproyeksikan oleh para pembuat kebijakan, dengan ekonom Citigroup Inc. sekarang melihat empat pergerakan setengah poin lurus di tengah inflasi yang terus-menerus.
Harga spot emas turun 0,1 persen menjadi US$1.955,72 per ounce pada pukul 7:24 pagi di Singapura (28/3/2022). Indeks Spot Dolar Bloomberg naik 0,1 persen, setelah turun 0,1 persen pada hari Jumat (25/3/2022). Perak dan platinum jatuh. Palladium naik 0,9 persen setelah jatuh ke level terendah sejak 17 Februari pada hari Jumat.