Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan pengembangan ekonomi digital di Indonesia (EDI)bakal tumbuh 8 kali lipat menjadi Rp4.531 triliun pada 2030.
Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan ekonomi digital di Indonesia memiliki potensi tumbuh 8 kali lipat hingga 2030. Target itu lebih cepat dari pertumbuhan PDB yang hanya 1,5 kali lipat.
"Mengenai potensi daripada ekonomi digital kita, ekonomi digital kita itu akan tumbuh 8 kali, lebih cepat daripada pertumbuhan PDB. Jadi kita ini luar biasa kita akan mempunyai di tahun 2030 Rp4.531 triliun," urainya Selasa (22/3/2022).
Menurutnya, potensi tersebut mesti diperhatikan selain potensi sumber daya alam. Pada 2020, ekonomi digital bernilai Rp632 triliun, proyeksinya tumbuh 8 kali menjadi Rp4.531 triliun pada 2030.
Kontribusi yang tadinya hanya 4 persen dari PDB bakal melonjak menjadi 18 persen pada 2030. Adapun, PDB 2020 yang senilai Rp15.400 triliun bakal naik menjadi Rp24.000 triliun pada 2030.
Indonesia lanjutnya, memiliki potensi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang akan terus bertumbuh pasarnya.
Baca Juga
"Artinya apa inovasi investasi di startup harus mulai dikembalikan kepada Indonesia, agar Indonesia tidak hanya dijadikan pasar, Penting sekali Indonesia harus punya roadmap yang memastikan pertumbuhan itu menghasilkan pembukaan lapangan kerja, investasi ada di Indonesia," katanya.
Guna memastikan hal tersebut, Erick memanfaatkan ekosistem BUMN melalui dua hal yakni transformasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dalam mengembangkan infrastruktur. Kedua, membangun ekosistem investasi startup.
Ekosistem TLKM dibangun memastikan digitalisasi Indonesia dapat terus bertumbuh dan membentuk tulang punggung jaringan Indonesia.
Adapun, ekosistem startup dibangun melalui pembentukan Merah Putih Fund. Hal ini guna memastikan penerima hasil utama startup tetap di Indonesia dan uangnya dapat tetap memutar perekonomian dalam negeri.
"Ini mengintervensi yang selama ini ada pemikiran bahwa startup kita hanya di investasi asing, tetapi sekarang kita coba bereskan yaitu kami masuk ya kepada soonicorn atau bisnis rintisan yang soon to be Unicorn yang valuasinya sudah mulai membesar," terangnya.
Dia menjelaskan syarat utamanya yakni founder-nya harus orang Indonesia, beroperasi di Indonesia dan berencana go public di Indonesia.
"Untuk startup BUMN sendiri sudah menginvestasi 157 startup melalui BRI Ventures, Mandiri Capital, Telkom, MDI Ventures dan lain-lainnya. Ini yang kami akan dorong nanti naik kelasnya ke Merah Putih Fund," katanya.
Dengan demikian, ekosistem investasi startup dapat dibentuk melalui investasi sejumlah venture capital BUMN untuk investasi awal. Kemudian, ketika sudah mulai tumbuh dan mendekati valuasi unicorn dapat disuntik dana oleh Merah Putih Fund.
Selanjutnya, ketika bisnis rintisan tersebut sudah menjadi unicorn bisa mendapatkan suntikan modal dari Indonesia Investment Authority (INA).