Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga The Fed Naik, Prospek Seluruh Sektor Masih Positif

Sejumlah saham di sektor perbankan, infrastruktur, dan energi menarik untuk dicermati.
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Federal Reserve (The Fed) atau Bank Sentral Amerika Serikat resmi menaikkan suku bunga acuan pertamanya di tahun 2022 sebesar 25 basis poin (bps). Langkah ini diprediksi akan berpengaruh terhadap sektor perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

Direktur Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menyatakan, ada sektor yang diuntungkan dan juga dirugikan dengan kenaikan tingkat suku bunga The Fed.

Hal ini karena tingkat suku bunga Bank Indonesia berpotensi mengalami peningkatan, dan akan berimbas pada tingkat suku bunga kredit.

"Namun ketika kita melihat tingkat suku bunga Bank Idonesia tidak dinaikkan, tentu kita boleh bernapas lega, karena Bank Indonesia yakin dengan kemampuan fundamental ekonomi Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian sehingga semua sektor masih berprospek positif,” jelas Nico kepada Bisnis, (17/3/2022).

Nico menambahkan, jika tingkat suku bunga Bank Indonesia dinaikkan, tentu akan mendorong tingkat suku bunga kredit meningkat. Beberapa sektor akan turut terdampak, seperti sektor konstruksi, properti, dan otomotif.

Lebih lanjut Nico menilai, saham-saham emiten perbankan seperti BBNI, BMRI, BBCA dan BBRI layak untuk dicermati. Melihat data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), pada penutupan perdagangan Kamis (17/3/2022) BBRI dan BMRI terpantau stagnan, masing-masing parkir di posisi 4.650 dan 7.950

Sedangkan BBCA dan BBNI terkoreksi di rentang 125 hingga 200 poin. BBCA terkerek 2,44 persen ke level 8.000, sementara BBNI turun 1,50 persen ke posisi 8.225.

Menurut Nico, selain saham perbankan, ada beberapa saham sektor lainnya yang menarik untu diperhatikan. Di antaranya saham infrastruktur dan energi.

“Saham infarstruktur dan energi juga mencuri perhatian,” imbuh Nico.

Emiten infrastruktur seperti PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Berhasil mencetak kenaikan 1,28 persen ke posisi 790. Saham energi PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) juga mencetak kenaikan 10 poin atau setara 1,72 persen ke posisi 590.

Sempat dibuka di level 7.000, Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah pada posisi 6.964, atau turun 0,40 persen. Selain dipengaruhi faktor geopolitik Rusia-Ukraina yang mereda, kenaikan IHSG juga dipicu keputusan The Fed untuk meningkatkan suku bunga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper