Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Cerna Kebijakan The Fed, Dolar AS Loyo

Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,5 persen ke level 97,980.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat melemah ke level terehdah dalam sepekan terakhir pada akhir perdagangan Kamis (17/3/2022) karena investor mencerna prospek kebijakan moneter Federal Reserve sehari setelah bank sentral AS tersebut menaikkan suku bunga.

Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,5 persen ke level 97,980, level terendah dalam sepekan. Sepanjang tahun ini, indeks masih naik 2,4 persen.

Kebijakan moneter The Fed berubah hawkish setelah menaikkan suku bunga 25 basis poin pada Rabu (16/3/2022) dan memproyeksikan kenaikan akan mencapai 1,75 persen hingga 2 persen pada akhir 2022 dan 2,75 persen pada tahun depan.

Tetapi, bank sentral AS tersebut tidak memberikan kejutan lebih lanjut yang mungkin diharapkan sejumlah investor.

Kepala strategi valuta asing Amerika Utara di CIBC Capital Markets Bipan Rai mengatakan pesan terkuat kemarin adalah the Fed akan menaikkan suku bunga berkaitan dengan tekanan inflasi yang meningkat.

"Pasar berspekulasi bahwa The Fed memiliki pandangan ini sekarang namun bisa berubah di kuartal mendatang, dan ada banyak hal yang sudah diperhitungkan ke pasar suku bunga jangka pendek untuk Fed tahun ini. Beberapa di antaranya ditarik kembali kembali, dan itulah salah satu alasan mengapa dolar melemah," ungkap Bipan, dilansir Antara, Jumat (18/3/2022).

Euro menguat 0,5 persen ke US$1,1095 dan menyentuh level tertinggi sejak awal Maret. Pejabat dari Ukraina dan Rusia mengadakan pertemuan untuk pembicaraan damai, tetapi mereka mengatakan posisi mereka tetap berjauhan.

Rubel Rusia naik di perdagangan Moskow dan sedikit melemah di pasar luar negeri. Di bursa asing, tawaran rubel mencapai pada 96 per dolar AS dan diperdagangkan pada level 104, turun 3,9 persen.

Sementara itu, harga minyak mentah melonjak 8 persen pada Kamis dengan fokus baru pada kekurangan pasokan dalam beberapa pekan mendatang karena sanksi terhadap Rusia.

Euro naik terhadap pound Inggris dan mencapai level tertinggi sejak awal Februari. Bank sentral Inggris (BoE) menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan, tetapi bersikap dovish terhadap perlunya kenaikan lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper