Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas anjlok 1,5 persen lebih ke level terendah dua minggu pada akhir perdagangan Selasa (15/3/2022) atau Rabu pagi WIB akibat mendinginnya situasi Rusia-Ukraina dan prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Harga emas jatuh karena harapan kemajuan dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina ditambah dengan kemungkinan kenaikan suku bunga AS mengurangi permintaan terhadap aset-aset safe-haven, mengutip Antara.
Harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$31,1 atau 1,59 persen menjadi ditutup pada US$1.929,70 per ounce. Harga emas berjangka menetap di bawah level psikologis US$2.000 dolar AS untuk hari ketiga berturut-turut, setelah terakhir ditutup di atas US$2.000 pada 10 Maret.
"Ada kebutuhan yang lebih rendah untuk tempat berlindung yang aman saat ini mengingat pembicaraan damai di Ukraina, kenaikan suku bunga Federal Reserve yang akan datang dan beberapa kemunduran harga-harga komoditas secara keseluruhan," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Pembicaraan antara Rusia dan Ukraina, membahas gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina sedang berlangsung, kata salah satu negosiator Ukraina.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu waktu setempat untuk melawan inflasi yang melonjak.
Baca Juga
Prospek kenaikan suku bunga AS pertama dalam tiga tahun mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun AS ke tertinggi multi-bulan. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
“Langkah kenaikan suku bunga pertama AS cukup sering menandakan titik rendah emas, jadi kita akan melihat sinyal seperti apa yang mereka kirim besok, dan seberapa hawkish pernyataan mereka, yang mungkin akan menentukan prospek jangka pendek dari sini,” kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.
Harga emas berada di bawah tekanan tambahan karena Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (15/3/2022) bahwa harga grosir AS naik tajam 0,8 persen pada Februari, menandakan bahwa inflasi AS terpanas dalam 40 tahun tidak mungkin mereda di musim semi.
Kenaikan harga grosir selama setahun terakhir bertahan di 10 persen untuk bulan kedua berturut-turut, level tertinggi dalam beberapa dekade.