Bisnis.com, JAKARTA - Emiten komponen otomotif grup Triputra, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) mencetak laba bersih yang melejit sepanjang 2021. Laba bersih tersebut ditopang kenaikan penjualan yang kuat.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021 yang telah diaudit, emiten berkode DRMA ini mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp301,14 miliar naik 14,92 kali lipat dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp18,9 miliar.
Laba bersih yang melonjak berkali-kali lipat tersebut berasal dari penjualan bersih yang naik 55,44 persen menjadi Rp2,91 triliun pada 2021 dibandingkan dengan Rp1,87 triliun pada 2020.
Beban pokok penjualan juga turut melonjak menjadi Rp2,46 triliun dari Rp1,65 triliun. Hal ini membuat laba bruto pada 2021 naik menjadi Rp452 miliar dari 2020 yang sebesar Rp220,98 miliar.
Entitas grup Triputra ini berhasil mempertahankan beban penjualan dan pemasaran yang naik tipis menjadi Rp36,67 miliar dari Rp30,73 miliar, serta beban umum dan administrasi yang turun menjadi Rp140,65 miliar dari Rp141,49 miliar.
Dharma Polimetal juga mencatatkan pendapatan operasi lain-lain yang meningkat menjadi Rp146,03 miliar pada 2021 dibandingkan dengan Rp25,82 miliar pada 2020.
Baca Juga
Laba usaha pun berhasil melonjak menjadi Rp420,21 miliar per 31 Desember 2021 dibandingkan dengan Rp67,42 miliar pada periode tahun sebelumnya.
Adapun, laba bersih per lembar sahamnya turun menjadi Rp74 per lembar pada 2021 dibandingkan dengan Rp472.649 per lembar saham pada 2020. Penurunan laba bersih per lembar saham ini karena penerbitan saham baru saat IPO.
Sementara itu, total aset DRMA meningkat menjadi Rp2,53 triliun per 31 Desember 2021 dibandingkan dengan akhir tahun 2020 yang sebesar Rp1,61 triliun.
Rinciannya, aset lancar melonjak menjadi Rp1,55 triliun dari hanya Rp668,28 miliar, sedangkan aset tidak lancar naik menjadi Rp982,2 miliar dari Rp950,89 miliar.
Di sisi lain, total liabilitas DRMA juga meningkat menjadi Rp1,45 triliun pada 2021 dibandingkan dengan Rp1,08 triliun per 2020.
Liabilitas tersebut terdiri atas liabilitas jangka pendek yang naik menjadi Rp1,09 triliun dari Ro698,22 miliar, sedangkan liabilitas jangka panjang turun menjadi Rp356,71 miliar dari Rp388,75 miliar.
Posisi ekuitas Dharma Polimetal juga meningkat menjadi Rp1,08 triliun pada 2021 dari Rp532,19 miliar pada 2020.
Di samping itu, posisi kas dan setara kas akhir tahun juga meningkat menjadi Rp415,25 miliar pada 2021 dibandingkan dengan Rp68,56 miliar pada 2020. Lonjakan posisi kas tersebut karena adanya penerimaan dari hasil penawaran umum sebesar Rp341,72 miliar.