Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga The Fed Siap Naik, Begini Nasib Obligasi Korporasi dan Pemerintah

Prospek obligasi masih menarik meskipun investor masih memantau perkembangan konflik Rusia-Ukraina serta kenaikan suku bunga oleh The Fed pada FOMC pekan ini.
ilustrasi obligasi
ilustrasi obligasi

Bisnis.com, JAKARTA – Analis mengungkapkan pada kuartal I/2022 ini masih menjadi pilihan yang tepat bagi pasar obligasi di Tanah Air untuk tetap menerbitkan surat utang, salah satunya karena likuiditas yang masih tinggi. Namun, obligasi akan terdampak kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Ezra Nazula menjelaskan kondisi likuiditas dalam negeri yang masih tinggi menyebabkan suku bunga perbankan masih di level yang rendah dan menjadi sentimen positif bagi penerbitan obligasi korporasi.

“Maka penerbitan obligasi di kuartal I/2022 masih merupakan pilihan yang tepat,” ungkap Ezra kepada Bisnis, Senin (14/3/2022).

Menurut Ezra perusahaan dapat menerbitkan obligasi korporasi dengan cost of fund yang rendah ditambah lagi saat ini dia menilai permintaan dari investor terhadap obligasi masih tinggi.

Namun, Ezra mengakui saat ini investor masih menunggu dan memperhatikan perkembangan konflik Rusia-Ukraina serta kenaikan suku bunga oleh The Fed pada FOMC pekan ini.

“Setelah berkurangnya ketidakpastian, sebenarnya pasar obligasi Indonesia relatif menarik,” ungkap Ezra.

Hal tersebut terkait dengan imbal hasil riil surat utang negara (SUN) yang merupakan salah satu tertinggi di dunia. Ditambah lagi dengan kondisi makro fundamental dalam negeri yang stabil.

Berdasarkan data worldgovernmentbonds.com, imbal hasil surat utang negara (SUN) Indonesia seri acuan 10 tahun per Senin (14/3/2022), berada di level 6,82 persen. Selama sebulan terakhir, imbal hasil SUN Indonesia telah melemah sebesar 21,7 basis poin.

Di sisi lain, sejumlah perusahaan tengah bersiap melakukan emisi obligasi korporasi. Emiten pengembang properti, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) akan menerbitkan obligasi dan sukuk dengan total nilai sebanyak-banyaknya sebesar Rp1 triliun.

Obligasi yang akan diterbitkan pada kuartal I/2022 tersebut adalah Obligasi Berkelanjutan III Bumi Serpong Damai Tahap I Tahun 2022 sebanyak-banyaknya sebesar Rp800 miliar.

BSDE juga akan menerbitkan surat utang syariah yaitu Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Bumi Serpong Damai Tahap 1 Tahun 2022 sebanyak-banyaknya sebesar Rp200 miliar.

Selanjutnya, emiten konsumer PT Mayora Indah Tbk akan menerbitkan surat utang dalam bentuk obligasi senilai Rp1,5 triliun.

Dalam keterbukaan informasi pada laman KSEI, emiten berkode saham MYOR itu akan menerbitkan dua seri obligasi konvensional yang terdiri dari seri A akan ditawarkan sebanyak Rp1,2 triliun miliar dengan tenor 5 tahun dan tingkat bunga tetap 7 persen.

Selanjutnya, seri B akan ditawarkan sebanyak Rp300 miliar dengan tenor 7 tahun dan kupon sebesar 7,5 persen.

Sementara itu, pemerintah menargetkan dana sebesar Rp241 triliun dari lelang Surat Berharga Negara (SBN) pada kuartal I/2022.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan hingga 8 Maret 2022, pemerintah mengumpulkan dana Rp187,12 triliun atau 77,64 persen dari target yang ditetapkan. Artinya, pemerintah masih perlu mendapatkan Rp53,88 triliun pada kesempatan lelang yang tersisa.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper