Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Tolak Angin (SIDO) Siapkan Belanja Modal Rp210 Miliar, Ini Fokusnya

Sido Muncul (SIDO) menargetkan peluncuran 3 produk baru untuk penjualan dalam negeri tahun ini. Penambahan produk tersebut terkait varian minuman sehat dan produk suplemen herbal.
Sebuah iklan Tolak Angin produksi PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) terpampang di sebuah warung pinggir jalan di Jakarta, Minggu (16/2/2014). Bloomberg/Dimas Ardian
Sebuah iklan Tolak Angin produksi PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) terpampang di sebuah warung pinggir jalan di Jakarta, Minggu (16/2/2014). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) menargetkan belanja modal sebesar Rp210 miliar pada 2022. Ekspansi terutama di saluran distribusi guna peningkatan kinerja.

Direktur Keuangan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Leonard menjelaskan belanja modal sebesar Rp210 miliar terutama untuk meningkatkan skala distribusi domestik dan pengembangan produk baru.

Emiten bersandi SIDO ini menargetkan dapat berekspansi dengan lingkup hingga 150.000 pedagang grosir dan ritel memenuhi kekosongan distribusi di luar Pulau Jawa. Hingga 2021, total outlet distribusi SIDO mencapai 135.000 grosir dan ritel.

Selain itu, SIDO juga menargetkan peluncuran 3 produk baru untuk penjualan dalam negeri. Penambahan produk tersebut terkait varian minuman sehat dan produk suplemen herbal.

Distribusi penjualan secara online juga menjadi fokus perseroan guna memaksimalkan marketplace dan media sosial.

"Dana belanja modal didapat dari arus kas operasi ada Rp3 triliun tunai di neraca keuangan, sehingga belum membutuhkan pendanaan dari perbankan untuk membiayai aktivitas belanja modal, paparnya dalam diskusi virtual, Senin (14/3/2022).

Dia melanjutkan dalam 4 tahun terakhir kinerja SIDO selalu tumbuh sesuai dengan target kinerja di awal tahun.

SIDO lanjutnya, menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga 15 persen pada 2022. Salah satu kuncinya, pulihnya pendapatan pascapandemi yang sempat tergerus.

"Kalau banyak orang bilang ini hanya terjadi pada pandemi, faktanya setelah pandemi kami tetap tumbuh, selama pandemi tak hanya positif dampaknya, ada juga negatif, bayangkan selama pandemi mobilitas dibatasi oleh pemerintah, orang di rumah, tapi produk kami Tolak Angin terkenal di pasar apalagi ketika bepergian, ini dampaknya ke perusahaan kami," urainya.

Dia memperkirakan penjualan Tolak Angin selama pandemi Covid-19 belum maksimal karena hilangnya segmen masyarakat yang bepergian. Turunnya pendapatan tersebut berkisar 7-8 persen.

"Kami melihat dan mengharapkan 2022 dan tahun selanjutnya jadi tahun yang lebih baik bagi SIDO," katanya.

SIDO juga menargetkan kontribusi penjualan ekspor juga meningkat antara 5-7 persen terhadap total penjualan. Pada 2021, penjualan ekspor berkontribusi 4 persen terhadap total penjualan.

Perseroan juga bakal fokus pada 4 pasar utama negara tujuan ekspor, yakni Malaysia, Filipina, dan Nigeria untuk penjualan produk herbal, sedangkan Prancis menjadi tujuan bagi lini bisnis baru penjualan minyak esensial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper