Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang berbalik turun pada hari terakhir perdagangan pekan ini, Jumat (11/3/2022), seiring dengan kekhawatiran memanasnya situasi di Ukraina dan data terbaru inflasi Amerika Serikat.
IHSG ditutup menguat 59,56 poin atau naik 0,87 persen pada perdagangan kemarin, Kamis (10/3/2022). Asing tercatat melakukan net buy senilai Rp184,04 miliar.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan risiko koreksi IHSG sejalan dengan pergerakan sejumlah indeks saham, seperti indeks DJIA yang ditutup turun 0,34 persen pada Kamis waktu setempat dan EIDO yang terkoreksi 1,27 persen.
Penurunan tersebut terjadi setelah otoritas Amerika Serikat mengumumkan inflasi Februari 2022 yang mencapai 7,9 persen, tertinggi dalam 40 persen. Terdapat pula kekhawatiran pasar soal situasi di Ukraina menyusul gagalnya pertemuan dan perundingan gencatan senjata yang diharapkan akan dilakukan antara Rusia dan Ukraina di Turki.
Kejatuhan dua indeks tersebut, kata Edwin, jika dikombinasikan dengan penurunan harga sejumlah komoditas, bisa menjadi faktor pendorong turunnya IHSG pada perdagangan Hari ini. Beberapa komoditas yang terpantau turun adalah batu bara sebesar 15,42 persen, minyak mentah turun 3,36 persen, dan timah turun 9,14 persen.
“Ini akan menjadi faktor adanya peluang IHSG akan berbalik turun dalam perdagangan Jumat ini di tengah kembali naiknya yield obligasi AS dan Indonesia untuk tenor 10 tahun,” katanya dalam riset harian.
Baca Juga
Untuk perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak pada kisaran support dan resistance di posisi 6.867–6.964. Sementara itu, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran 14.200–14.335.