Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Ukraina, Ini Saran MI Untuk Investor Pasar Modal

Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menuturkan di saat seperti ini alokasi dan diversifikasi aset investasi menjadi sangat penting.
President dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra (tengah) memberikan penjelasan pada konferensi pers peluncuran Pinnacle FTSE  Indonesia ETF (XPFT), di Jakarta, Senin (10/9/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
President dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra (tengah) memberikan penjelasan pada konferensi pers peluncuran Pinnacle FTSE Indonesia ETF (XPFT), di Jakarta, Senin (10/9/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Perang Rusia Ukraina yang terus memanas membuat situasi pasar menjadi volatil. Investor pun memburu aset safe haven, mendorong harga emas spot tembus level US$2.000 per troy ounce.

Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menuturkan di saat seperti ini alokasi dan diversifikasi aset investasi menjadi sangat penting.

"Pada saat kondisi pasar sangat volatil, likuiditas menjadi faktor yang sangat penting untuk investor, karena di masa-masa seperti ini, Cash is King," tutur Guntur saat dihubungi, Senin (7/3/2022).

Dia melanjutkan, investor perlu untuk mengutamakan diversifikasi dan asset allocation, serta memastikan ada kelas aset yang dari sisi likuiditas tidak terganggu.

Untuk investor pasar modal, Guntur menyarankan untuk mengalokasikan sebagian dari portofolio investasinya ke aset yang likuid seperti reksa dana pasar uang dan exchange traded fund (ETF) berbasis emas. Menurutnya, ETF emas ini merupakan kelas aset yang menarik.

"Akan tetapi, di Indonesia dari sisi regulasi juga belum memungkinkan untuk Manajer Investasi membuat produk reksa dana ETF berbasis emas seperti di negara-negara lainnya," kata dia.

Meski demikian, menurutnya investor bisa melakukan alokasi aset terhadap saham-saham yang memiliki bisnis atau underlying sector di komoditas atau pertambangan emas, sebagai alternatif diversifikasi portofolio. Guntur juga menilai, dengan kondisi saat ini, saham-saham emiten terkait safe haven menjadi sangat menarik.

"Investor perlu memastikan pada saat pasar kurang kondusif atau volatil, dan pada saat market collapse secara keseluruhan, harus ada diversifikasi di kelas aset yang lebih defensif dan memiliki tingkat korelasi yang rendah terhadap pergerakan pasar," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper