Bisnis.com, JAKARTA – PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID), mengumumkan unit usaha Grand Sahid Jaya menutup 2021 dengan tingkat hunian di angka 34 persen. Hal ini melampaui target perseroan dalam keterbukaan informasi sebelumnya.
Perseroan melalui unit usaha Grand Sahid Jaya secara konsisten mencatat Occupancy Rate yang sama atau lebih tinggi daripada tolok ukur industri.
Realisasi strategi pemulihan ekonomi perseroan dan optimalisasi marketing mix yang diusung unit usaha Grand Sahid Jaya menjadi kunci sukses perseroan dalam mempertahankan bisnis yang baik. Hal ini termasuk fokus perseroan pada empat pilar utama yang meliputi inovasi produk, perbaikan berkelanjutan, optimalisasi pelayanan, dan ketahanan lingkungan.
Menutup tahun 2021, unit usaha Grand Sahid Jaya mencatatkan pendapatan sebesar Rp60,7 miliar. Pendapatan ini mengalami peningkatan sekitar 38 persen dari Rp44 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sedangkan, laba operasi kotor dilaporkan turut meningkat 232 persen menjadi Rp20 miliar dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang hotel dan properti, perseroan juga mengelola hampir 4.000 kamar melalui Sahid Hotels & Resorts yang merupakan perusahaan seinduk. Jaringan hotel perseroan tersebar di Jabodetabek, Jawa Barat, Sumatra, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan bagian timur Indonesia.
Baca Juga
Pendapatan agregat semua hotel yang dikelola melalui Sahid Hotels & Resorts meningkat 29 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan Laba Usaha Bruto (EBITDA) semua hotel yang dikelola Sahid Hotels & Resorts meningkat 94,85 persen.
Tingkat okupansi jaringan Sahid Hotels & Resorts juga berangsur membaik dalam satu tahun terakhir. Hal ini dicapai seiring beragam strategi dan inovasi produk baru yang Sahid Hotels & Resorts lakukan untuk mempertahankan bisnis di tengah kondisi pandemi Covid-19.
“Tahun ini kami juga akan terus memperkuat jaringan Sahid Hotels & Resorts, salah satunya melalui kampanye F&B yang lekat dengan kearifan lokal jaringan kami,” ujar Wakil Direktur Utama Sahid Jaya International Ratri Sryantoro Wakeling dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (3/3/2022)
Ratri menjelaskan, selama 2021 unit usaha Grand Sahid Jaya juga terus melakukan perluasan atur pendapatan dari yang sebelumnya hanya berfokus pada akomodasi.
“Hal ini terbukti dimana revenue F&B naik di kisaran 13,7 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada tingkat granular, ARR [Average Room Rate] juga mengalami perbaikan dengan adanya peningkatan keuntungan sebesar 44 persen. Sedangkan kontribusi segmentasi penjualan juga mengalami rebalancing,” jelasnya.
Ratri juga menjelaskan bahwa Sahid optimis 2022 akan menjadi tahun pemulihan bagi Sahid, melalui berbagai perluasan income stream yang dilakukan Grand Sahid Jaya, seperti peluncuran kembali restoran Golden Dragon dan Solo Lounge.
“Kami juga bersyukur ditengah berbagai tantangan ekonomi selama 2021, kepercayaan konsumen kami terus meningkat, penguatan visi kami sebagai wedding destination bagi warga Jakarta juga terefleksi oleh tercatatnya peningkatan 300 persen inquiries sejak kami merenovasi ballroom pernikahan kami tahun lalu,” jelas Ratri.
SHID optimistis, pasar pariwisata bisa segera pulih dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Harapan SHID, pasar pariwisata bisa rebound di semester II/2022 - semester I/2023 mendatang.