Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hotel Sahid (SHID) Catat Okupansi Kamar Karantina Capai 90 Persen

Pelaku perjalanan luar negeri yang melakukan karantina mandiri di jejaring hotel milik Sahid tidak mengeluhkan ihwal paket tarif yang dipatok mencapai rerata Rp11 juta.
Hotel Sahid Makassar. hotelsahidmakassar
Hotel Sahid Makassar. hotelsahidmakassar

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perhotelan PT Hotel Sahid Jaya International Tbk. (SHID) mencatatkan tingkat hunian kamar karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri mencapai 90 persen dari keseluruhan kapasitas kamar tersedia sebanyak 475 unit.

Director Business Development and Sales Marketing Hotel Sahid Jaya International Vivi Herlambang menuturkan capaian itu menunjukkan tingkat kemauan pelaku perjalanan luar negeri yang relatif tinggi untuk melakukan isolasi mandiri di fasilitas berbayar milik swasta. Kendati, sebagian masyarakat menilai tarif yang dipatok jejaring hotel karantina itu terbilang tinggi.

“Hotel Sahid Jaya harganya sudah sangat efisien, semuanya sudah termasuk di dalamnya, bukan mahal enggak ada mahal-mahalnya sama sekali jika dibandingkan dengan harga yang biasa,” kata Vivi melalui sambungan telepon, Rabu (22/12/2021).

Menurut Vivi, pelaku perjalanan luar negeri yang melakukan karantina mandiri di jejaring hotel milik emiten berkode SHID itu tidak mengeluhkan ihwal paket tarif yang dipatok mencapai rerata Rp11 juta. Dia mengklaim pengunjung tidak keberatan terkait dengan besaran tarif yang ditetapkan tersebut.

“Tidak ada masalah, yang menjadi masalah itu karena masyarakat Indonesia bepergian liburan ke luar negeri tetapi mereka minta karantina gratis di Pademangan, itu kan tidak boleh sesuai aturan,” kata dia.

Tarif karantina di hotel sendiri bervariasi mulai dari Rp6,75 juta sampai Rp7,24 juta untuk karantina 9 malam 10 hari di hotel bintang 2 dan Rp7,74 juta sampai Rp9,17 juta di hotel bintang 3. Tarif di hotel bintang 4 berkisar Rp9,22 juta sampai Rp11,42 juta dan di hotel bintang 5 berkisar Rp12,42 juta sampai Rp16,00 juta.

Tarif itu berasal dari layanan penginapan, makanan, transportasi dari bandara, laundry, tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) hingga pengamanan dengan durasi mencapai 10 hari. Tarif itu berlipat tergantung dari jumlah orang yang melakukan karantina dan kualitas pelayanan yang diberikan.

Sebelumnya, sebuah tayangan video yang memperlihatkan para penumpang pesawat terlantar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta viral di media sosial. Dalam video yang diunggah oleh akun Twitter @resty442_ tersebut terlihat para penumpang yang kebanyakan TKI itu baru pulang dari luar negeri. Mereka semalaman mengantri untuk mendapatkan fasilitas karantina di Wisma Atlet.

"Kita di Bandara Soekarno-Hatta, kita mau antre karantina di Wisma Atlet. Dari habis Magrib sampai Subuh belum selesai, masih antre, ini bener-bener pemerintah penyiksaan kepada rakyatnya," kata seorang perempuan di video tersebut.

Menurutnya, para penumpang yang baru tiba di Tanah Air sengaja lebih memilih untuk melakukan karantina di Wisma Atlet. Pasalnya, karantina hotel yang ditawarkan oleh para calo di bandara tersebut harganya tidak masuk akal.

Terkait dengan hal itu, Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKS, Bukhori Yusuf mendesak Pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan karantina tersebut. Pasalnya, tingginya biaya karantina hotel itu diduga ada mafia yang bermain.

“Kami meminta BNPB selaku unsur strategis dalam Satgas Covid-19 untuk segera menindaklanjuti dugaan ini. Segera lakukan evaluasi dan koreksi secara menyeluruh terhadap temuan yang dinilai menyimpang. Jika benar terbukti, praktik mafia karantina ini mesti segera diberantas dari akar hingga pucuknya,” tegas Bukhori dikutip dari laman fraksi.pks.id, Senin (20/12/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper