Bisnis.com, JAKARTA – PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) meningkatkan sejumlah target operasionalnya pada 2022 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, memanfaatkan kondisi kenaikan harga batu bara.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, ADRO menargetkan untuk meningkatkan produksi batu bara menjadi 58 juta ton – 60 juta ton.
Pada 2021, perusahaan memproduksi sekitar 52,70 juta ton batu bara, atau turun 3 persen yoy dan mencatat penjualan batu bara sebesar 51,58 juta ton pada tahun 2021, atau turun 5 persen yoy.
Selanjutnya, ADRO menargetkan EBITDA operasional menjadi US$1,9 miliar – US$2,2 miliar pada 2022. Pada 2021 ADRO membukukan EBITDA operasional naik 138 persen menjadi US$2,10 miliar, atau melebihi panduan EBITDA operasional yang telah direvisi menjadi US$1,75 miliar sampai US$1,90 miliar.
Kemudian, ADRO meningkatkan anggaran belanja modal (capex) menjadi US$300 juta – US$ 450 dari tahun sebelumnya senilai US$200 juta – US$300 juta, meski pada 2021 capex yang dikeluarkan tidak mencapai target, hanya US$193 juta.
“Belanja modal terutama dialokasikan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan pemeliharaan kapal,” tulis manajemen dalam keterbukaan, dikutip Kamis (3/3/2022).
Adaro juga menargetkan nisbah kupas tahun ini menjadi 4,1 kali. Pada 2021, perusahaan mencatat pengupasan lapisan penutup sebesar 218,90 Mbcm pada 2021, atau naik 4 persen yoy, sehingga nisbah kupas tahun ini tercatat 4,15x.
“Cuaca buruk di sepanjang tahun memperlambat kegiatan pengupasan lapisan penutup,” tambah manajemen ADRO.