Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menilai kemitraan yang menghasilkan bisnis layanan belanja bahan segar dan grosir online, AlloFresh, sebagai win-win solution bagi seluruh pihak.
Hal ini disampaikan oleh President Bukalapak Teddy Oetomo dalam konferensi pers peluncuran platform AlloFresh secara virtual, Rabu (2/3/2022). Platform ini merupakan hasil kerja sama Bukalapak dengan unit supermarket CT Corp, PT Trans Retail Indonesia, dan Growtheum Capital Partners.
Teddy menjelaskan bahwa AlloFresh bisa menawarkan sampai dengan 150.000 jenis barang kepada konsumen berkat kemitraannya dengan Trans Retail yang diketahui telah memiliki pengalaman di industri ritel tersebut.
“Hal ini hanya dimungkinkan karena infrastruktur dan pengalaman yang sangat mendalam yang dimiliki oleh Trans Ritel,” ungkap Teddy dalam konferensi pers, Rabu (2/3/2022).
Menurutnya, jika Bukalapak ingin membangun bisnis tersebut sendiri tanpa kolaborasi dengan Trans Retail bukan tidak mungkin akan membutuhkan biaya yang sangat besar dan waktu yang sangat panjang.
“Kerja sama ini terbentuk karena ada sinergi yang sangat positif dari segi biaya maupun waktu. Kami melihat ini adalah win-win solution bagi seluruh pihak yang berpartisipasi dalam kerja sama ini,” jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu, jika Trans Retail berkontribusi dari segi infrastruktur, Bukalapak ungkap Teddy berkontribusi pada bidang keahliannya yaitu penjualan online e-commerce alias dari sisi teknologinya.
Ke depan Teddy juga mengungkapkan bahwa AlloFresh sendiri akan menambah kekuatannya dengan mitra bisnis Bukalapak, sehingga juga memberikan mitra bisnis Bukalapak kekuatan baru.
Pada tahap awal, Teddy menjelaskan platform tersebut menargetkan wilayah DKI Jakarta, dan pada fase berikutnya akan terus menambah jumlah kota lain mengingat infrastruktur yang telah dimiliki dari Bukalapak maupun Trans Retail.
Berdasarkan catatan Bisnis, ketiga perusahaan diketahui menggelontorkan investasi senilai Rp1 triliun untuk membangun AlloFresh, dengan persentase kepemilikan Trans Retail sebesar 55 persen, Bukalapak 35 persen, dan Growtheum sebanyak 10 persen.