Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wow! Laba Bersih Vale Indonesia (INCO) Sentuh Rp2,38 Triliun

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, INCO mencetak laba bersih US$165,79 juta naik 100,19 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$82.819. Adapun bila dikonversi dengan kurs Rp14.393, maka laba bersih INCO mencapai Rp2,38 triliun.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melaporkan kenaikan laba bersih 100 persen pada akhir 2021.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, INCO mencetak laba bersih US$165,79 juta naik 100,19 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$82,81 juta. Adapun bila dikonversi dengan kurs Rp14.393, maka laba bersih INCO mencapai Rp2,38 triliun.

Selain itu, perusahaan tambang asal Kanada itu mencatatkan kenaikan EBITDA sebesar US$391,9 juta atau  meningkat 44 persen dari tahun sebelumnya.

“Kami berhasil mengurangi dampak Covid-19. Selain itu, harga nikel yang lebih tinggi diiringi dengan disiplin biaya yang kuat memberikan dampak positif pada kinerja keuangan kami,” ujar Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Perseroan melalui keterangan resmi, Kamis (24/2/2022). 

Sepanjang 2021, INCO mencatat laba bersih dua kali lipat dan membukukan saldo kas akhir tahun menjadi US$508,3 juta, meningkat hampir US$120 juta dari saldo tahun sebelumnya.

“Penguatan saldo kas ini akan memberikan dukungan yang kuat untuk pelaksanaan proyek pertumbuhan kami,” imbuhnya.

INCO mencatat penjualan sebesar US$953,2 juta pada 2021 atau 25 persen di atas penjualan yang tercatat pada 2020 sebesar US$764,7 juta.

Harga realisasi rata-rata pengiriman nikel dalam matte adalah US$14.309 per ton, meningkat dari level tahun 2020 sebesar US$10.498 per ton.

Pada 2021, konsumsi High Sulphur Fuel Oil (HSFO), diesel dan batu bara juga mengalami penurunan sejalan dengan volume produksi yang lebih rendah karena kami menurunkan pengaturan daya untuk tanur listrik empat yang telah memasuki usia.

“Pada Desember kami memulai shutdown pembangunan kembali tanur listrik empat dan pembangunan kembali tersebut akan berlangsung selama sekitar lima bulan,” jelas Febriany.

Adapun, PT Vale mengeluarkan sekitar US$180,7 juta untuk belanja modal pada 2021, mengalami peningkatan dari yang dikeluarkan pada 2020 sebesar US$152,1 juta, terutama disebabkan oleh pengeluaran yang lebih tinggi untuk kelangsungan dan modal pertumbuhan pada 2021.

“Perseroan akan tetap fokus pada berbagai inisiatif produktifitas dan penghematan biaya untuk mempertahankan daya saing Perseroan dalam jangka panjang tanpa mengkompromikan nilai utamanya, yaitu keselamatan jiwa merupakan hal terpenting, menghargai kelestarian bumi dan komunitas kita,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper