Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal tertekan aksi profit taking pada perdagangan hari ini, Kamis (24/2/2022). Namun naiknya harga komoditas tetap menjadi faktor penopang kenaikan IHSG.
Pada pukul 15.00 WIB kemarin (23/2/2022), IHSG ditutup di level 6.920,05, naik 0,85 persen atau 58 poin dari posisi penutupan kemarin. Indeks bergerak di rentang tertinggi mencapai 6.920,05 dengan terendah bergerak di level 6.873,81.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengungkapkan kombinasi meningkatnya eskalasi suhu geopolitik di Ukraina dan semakin dekatnya kenaikan suku bunga The Fed di awal Maret 2022 menjadi faktor Indeks DJIA kembali turun pada hari ke-5 sebesar 1,38 persen.
"Kemudian, jatuhnya harga beberapa komoditas di tengah kembali naiknya yield obligasi AS tenor 10 tahun berpotensi menjadi sentimen negatif bagi investor untuk segera merealisasikan keuntungannya dalam perdagangan Kamis ini," urainya, Kamis (24/2/2022).
Di lain pihak, saham berbasis komoditas batu bara, emas, CPO dan timah kembali akan diburu investor menyusul naiknya harga komoditas tersebut di tengah derasnya capital inflow ke Bursa Indonesia akibat negatif return (yield) yang terjadi di Bursa AS.
Kedua hal tersebut, terangnya, membuat IHSG cukup resilient dan bergerak anomali dibandingkan indeks bursa saham regional Asia lainnya.
Baca Juga
Edwin memperkirakan rentang pergerakan IHSG pada level 6.865-6.962. Adapun, sejumlah saham yang direkomendasikan di antaranya ANTM, EMTK, AALI, ITMG, JSMR, UNTR, BBNI, ICBP, dan BBCA.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.