Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Turun Tajam, Biden Umumkan Sanksi Baru ke Rusia

Presiden Joe Biden dalam pidato Selasa sore mengatakan pihaknya akan memberlakukan sanksi tahap pertama terhadap Rusia sebagai tanggapan atas langkah Vladimir Putin yang mengakui dua republik separatis pro-Moskow di Ukraina timur.
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat berakhir turun tajam pada akhir perdagangan Selasa (22/2/2022) waktu setempat lantaran investor memantau ketegangan Rusia dan Ukraina yang meningkat.

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (23/2/2022), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 1,42 persen atau 482,57 poin ke 33.596,61, S&P 500 tergelincir 1,01 persen atau 44,11 poin ke 4.304,76, dan Nasdaq jatuh 1,23 persen atau 166,55 poin ke 13.381,52.

Presiden Joe Biden dalam pidato Selasa sore mengatakan pihaknya akan memberlakukan sanksi tahap pertama terhadap Rusia sebagai tanggapan atas langkah Vladimir Putin pada Senin yang mengakui dua republik separatis pro-Moskow di Ukraina timur dan mengerahkan pasukan Rusia ke daerah-daerah.

Langkah itu dilihat oleh pihak Barat sebagai provokasi dan meningkatkan kekhawatiran perang. Minggu lalu, pemerintahan Biden juga memperingatkan bahwa mengakui Republik Rakyat yang dideklarasikan sendiri oleh Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur akan menentang hukum internasional dan kedaulatan Ukraina. Hal ini juga memerlukan tanggapan yang cepat serta tegas dari Amerika bersama sekutunya.

"Rusia ingin membangun kembali kerajaan Slavia Ortodoks Timur mereka - itu adalah Ukraina, Belarusia, dan Rusia dan itulah yang dilakukan Putin. Dia menghancurkan prinsip perbatasan Eropa yang tak terkalahkan,” kata anggota senior Atlantic Council Dr. Ariel Cohen kepada Yahoo Finance Live.

Biden mengatakan AS akan menjatuhkan sanksi pada lembaga keuangan Rusia, utang negara dan oligarki di negara itu.

"Ini adalah awal dari invasi Rusia ke Ukraina, jadi saya akan mulai menjatuhkan sanksi sebagai tanggapan," kata presiden, yang juga menunjukkan lebih banyak sanksi dapat dilakukan jika Putin melanjutkan lebih jauh.

Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson berbicara kepada anggota parlemen di House of Commons pada Selasa untuk memberlakukan sanksi ekonomi yang ditargetkan pada lima bank Rusia dan tiga individu dengan kekayaan bersih tinggi sebagai tanggapan atas langkah Putin.

Johnson mengatakan sanksi tahap pertama ditujukan kepada Rossiya, IS Bank, General Bank, Promsvyazbank dan Black Sea Bank ketika berbicara dengan anggota parlemen di House of Commons.

Rusia akan lebih terisolasi dari sebelumnya,” kata kepala strategi kebijakan AGF Investments AS Greg Valliere. Menurutnya, negara-negara akan menolak untuk melakukan kesepakatan dengan Rusia.

Douglas Rediker, pendiri firma penasihat kebijakan dan pasar Capital Strategies dan senor non-residen di Brookings Institution, mengatakan ada tiga kelompok dampak ekonomi yang berbeda dari apa yang sedang berlangsung saat ini antara Rusia dan Ukraina.

“Yang pertama adalah dampak langsung dari potensi invasi Rusia dan gangguan perdagangan dan aktivitas ekonomi di balik invasi itu, yang kedua adalah sanksi, dan yang ketiga adalah jika kami menjatuhkan sanksi, tindakan pembalasan yang mungkin dilakukan Rusia mungkin tertuju pada AS dan Eropa," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper