Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Saham Rusia Menderita Penurunan Terbesar sejak Krisis 2008

Kontrak berjangka pada S&P 500 dan Nasdaq 100 jatuh lantaran pasar saham reguler AS ditutup untuk liburan. Indeks Stoxx Europe 600 turun ke level terendah sejak Oktober 2021.
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham berjangka Amerika Serikat merosot pada akhir perdagangan Senin (21/2/2022) waktu setempat lantaran situasi di Ukraina yang tampak memburuk. Sementara bursa saham Rusia jatuh paling tajam sejak krisis global 2008 dan mata uang rubel melemah tiga hari beruntun.

Mengutip Bloomberg, Selasa (22/2/2022), kontrak berjangka pada S&P 500 dan Nasdaq 100 jatuh lantaran pasar saham reguler AS ditutup untuk liburan. Indeks Stoxx Europe 600 turun ke level terendah sejak Oktober 2021. Indeks MOEX Rusia jatuh sebanyak 14 persen.

Setelah pasar regular Eropa ditutup, Euro Stoxx 50 berjangka memperpanjang penurunannya menjadi lebih dari 4 persen setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui republik separatis yang memproklamirkan diri mereka didukung negaranya di Ukraina timur. Ketegangan meningkat dengan Barat ketika AS memperingatkan Moskow merencanakan invasi ke tetangganya.

Perselisihan semakin memburuk pada saat yang sama potensi ancaman lain terhadap ekonomi global, yakni suku bunga yang lebih tinggi dari bank sentral, termasuk Federal Reserve.

"Selain kekhawatiran tentang kemampuan Fed untuk melawan inflasi, momok perang telah ditambahkan ke investor. Mungkin sedikit lebih mudah untuk menghalangi The Fed daripada menebak apa yang akan dilakukan Putin. Volatilitas kemungkinan akan terus menjadi norma hingga kuartal kedua, kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Investment Management.

Kontrak berjangka pada obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik, menunjukkan permintaan baru untuk tempat berlindung. Harga minyak mentah berjangka turut naik.

Kebuntuan Ukraina ditambah dengan kekhawatiran bahwa pengetatan kebijakan moneter Fed dapat mencekik pertumbuhan di ekonomi terbesar dunia meningkatkan kemungkinan lebih banyak goncangan di pasar di tahun yang sudah bergejolak.

"Data global dan sikap bank sentral tentang pengetatan semuanya mengambil kursi belakang ke Ukraina, dengan pasar dengan gugup menunggu berita utama berikutnya. Likuiditas yang lebih tipis karena liburan AS menambah kecemasan,” kata Su-Lin Ong, kepala strategi ekonomi dan pendapatan tetap Australia di Royal Bank of Canada

Gubernur Fed Michelle Bowman pada Senin menyarankan bahwa kenaikan setengah persentase poin dalam suku bunga bisa jadi prioritas bulan depan jika data inflasi terlalu tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper