Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Rekor Lagi, Investor Asing Borong Saham Rp19,8 Triliun, Bagaimana Kelanjutannya?

Dana asing masuk di pasar modal cukup besar sehingga mengerek IHSG.
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Dana asing yang terus masuk mendongkrak kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga terus menembus all time high. Namun, data ekonomi Indonesia menjadi kunci keberlanjutan kepercayaan investor asing.

Pada penutupan Senin (21/2/2022), IHSG ditutup naik tipis 0,15 persen ke level 6.902,96. IHSG sempat menginjak level tertinggi 6.927,9 dan terendah pada 6.886,13.

Investor asing pun pada perdagangan hari ini mencatatkan net foreign buy atau aksi beli bersih asing sebesar Rp608,53 miliar. Sepanjang tahun berjalan, net foreign buy tercatat sebesar Rp19,79 triliun.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan dana asing masuk di pasar modal cukup besar sehingga mengerek IHSG.

"Hal ini menunjukkan kepercayaan fundamental Indonesia, data-data ekonomi yang ada menunjukan performa baik dari banyak hal, harga komoditas tinggi dipandang baik bagi perekonomian Indonesia," paparnya kepada Bisnis, Senin (21/2/2022).

Selain itu, rencana The Fed menaikkan suku bunga juga bakal berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia.

Pasalnya, suku bunga The Fed yang naik bakal berdampak naiknya harga komoditas dan pasar energi. Kedua hal ini merupakan andalan bisnis Indonesia.

"Faktor itu yang membuat investor asing masuk. Kalau bicara new record, kekhawatirannya pasti ada profit taking meski begitu beberapa hari terkoreksi pendek tren masih bullish," katanya.

Dia juga mengingatkan kepada investor berhati-hati risiko jangka pendek dari aksi profit taking investor lokal.

Adapun, faktor negatif dari berbalik arahnya investor asing kemungkinan terjadi jika data ekonomi Indonesia berubah.

"Asing akan berbalik arah kalau datanya berubah, komoditas anjlok, data eknomi Indonesia tak sesuai ekspektasi, hot money bisa terkoreksi lagi," tuturnya.

Lebih lanjut, IHSG menurutnya masih bertenaga dengan proyeksi akhir tahun dapat mencapai 7.400. Lebih lanjut, hingga akhir Februari 2022, level 6.700-6.900 bakal menjadi level psikologisnya.

Level support IHSG baru yakni pada 6.900, sebelumnya 6.800, dan 6.730.

"Akhir februari ini 6.800-6.900 ada potensi ke 7.000 tapi cukup volatil. Saya meyakini IHSG mencapai 7.000 melihat data 2021 akan bisa penuh pada April nanti," urainya.

Dia juga menilai level IHSG 6.900 masih murah jika memperhitungkan prediksi pendapatan penuh 2021. Dengan demikian, pada April 2022 masih ada potensi IHSG meningkat.

Di sisi lain, kenaikan IHSG yang didominasi saham big caps karena kedatangan aliran dana asing tak khawatir aksi pump and dump.

"Pump and dump selalu ada, tapi pada second liner dan third liner, dampaknya terhadap IHSG kecil sekali, blue chip tetap menjadi penggerak utama," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper