Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapuas Prima (ZINC) Bidik Penjualan Rp1,2 Triliun pada 2022

Kapuas Prima Coal (ZINC) mengincar pertumbuhan penjualan pada 2022 seiring dengan penyelesaian smelter baru.
Penambangan PT Kapuas Prima Coal Tbk./Istimewa
Penambangan PT Kapuas Prima Coal Tbk./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC), emiten produsen logam industri di Indonesia, optimistis dapat melanjutkan kinerja yang baik di tahun 2022 dengan menargetkan penjualan mencapai Rp1,2 triliun.

Optimisme ZINC didukung oleh salah satu smelter perseroan yang sudah mulai melakukan uji coba produksi, sehingga diharapkan dapat mendorong kinerja di tahun ini. ZINC juga melihat tren harga komoditas saat ini masih stabil.

Direktur ZINC Evelyne Kioe mengatakan melihat saat ini industri pertambangan masih dalam fase commodities supercyle. ZINC terus berupaya menangkap peluang tersebut dengan meningkatkan kapasitas produksi ZINC, serta fokus dalam penyelesaian smelter.

"Hal ini juga sebagai komitmen kami dalam mendukung percepatan hilirisasi mineral yang dicanangkan oleh pemerintah. Dari pantauan kami saat ini, harga komoditas seng dan timbal masih stabil, yang diharapkan tren tersebut dapat terus berlanjut hingga akhir tahun, sehingga kami dapat mencapai target yang ditetapkan,” ujar Evelyn dalam siaran pers, Kamis (17/2/2022).

Dalam rangka mendukung kegiatan operasional ZINC tahun ini, perseroan telah menganggarkan belanja modal (capex) sekitar US$12,5 juta. Anggaran tersebut akan difokuskan untuk membangun infrastruktur dan eksplorasi, serta pembelian beberapa alat berat guna mendukung performa Perseroan.

Adapun, untuk tahun ini, ZINC menargetkan kapasitas produksi dapat mencapai sebesar 550.000 642.000 ton ore. Sedangkan dari sisi penjualan, ditargetkan perseroan dapat menjual sekitar 31.980 ton konsentrat timbal, dan 61.245 ton konsentrat seng.

Lebih lanjut Evelyne menjelaskan, setelah uji coba produksi smelter timbal yang sudah dimulai sejak awal 2022, saat ini perseroan juga tengah mengejar penyelesaian smelter seng yang progress pembangunannya sudah mencapai sekitar 84 persen.

Perseroan berharap, dengan selesainya pembangunan kedua smelter ZINC, dapat membangkitkan semangat para penambang Galena (Pb dan Zn) yang selama ini mengalami kesulitan dalam melakukan penjualan ekspor.

“Meskipun saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung, namun kami optimistis pemulihan ekonomi dapat berjalan dengan baik, sehingga kegiatan ekspor dapat berjalan dengan lancar. Kami juga akan menjaga performa penambangan bijih besi untuk penjualan domestik yang dimana dapat menambah target penjualan ZINC sekitar US$18-US$20 juta untuk tahun 2022 ini,” tutup Evelyn.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper