Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN Karya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) memberikan pinjaman pemegang saham atau shareholder Loan (SHL) kepada PT Waskita Toll Road (WTR) sebesar Rp6,42 triliun, yang bersumber dari hasil Penyertaan Modal Negara (PMN) yang telah diterima pada akhir 2021.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengungkapkan pemberian SHL tersebut dalam rangka penyelesaian jalan tol milik WTR yang tengah pada tahap konstruksi.
“Dengan adanya dukungan dari Pemerintah melalui PMN tahun 2021, kami yakin perseroan dapat melanjutkan proses penyelesaian jalan tol yang sempat tertunda semenjak pandemi Covid-19,” ujarnya, Rabu (16/2/2022).
SHL tersebut akan digunakan WTR untuk setoran modal kepada PT Waskita Sriwijaya Tol, PT Waskita Bumi Wira dan PT Trans Jabar Tol serta pemberian dana dalam bentuk SHL kepada PT Kresna Kusuma Dyandra Marga, PT Waskita Transjawa Toll Road dan PT Cimanggis Cibitung Tollways.
Selain itu, pemberian SHL diharapkan dapat memaksimalkan kinerja usaha WTR sehingga nantinya akan memberikan nilai tambah bagi Perseroan sebagai Pemegang Saham mayoritas dari WTR.
"Seiring dengan dukungan dari pemerintah serta implementasi 8 aliran penyehatan keuangan Waskita,pPerseroan akan fokus pada peningkatan kinerja operasional, salah satunya melalui penyelesaian jalan tol bersama WTR," katanya.
Baca Juga
Dengan fokus pada bisnis operasional, akan memperbaiki kinerja keuangan perseroan pada 2022 dengan cara meningkatkan pendapatan dari sektor konstruksi (peningkatan burn rate).
“Selain meningkatkan kinerja operasional dan keuangan, penyelesaian jalan tol juga dapat memperlancar proses divestasi yang sedang dijalankan perseroan. Hal ini disebabkan kecenderungan investor memilih jalan tol yang telah beroperasi, baik beroperasi parsial maupun penuh” lanjut Destiawan.
Pada 2022, WSKT akan memperoleh PMN senilai Rp3 triliun. PMN pada 2022 tersebut merupakan PMN tambahan yang bertujuan penyelesaian jalan tol Kayu Agung –Palembang – Betung dan Ciawi – Sukabumi.
"Dapat kami sampaikan terkait proyek-proyek yang kontraknya dengan pemerintah sampai dengan saat ini tidak ada masalah dengan pembiayaannya," kata Destiawan.