Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waskita Karya (WSKT) Anggarkan Pinjaman Rp6,4 Triliun untuk WTR

WTR dapat mengalirkan pinjaman dari Waskita Karya (WSKT) kepada sub-bisnis mereka di sektor pembangunan tol.
Bendungan Way Sekampung di Lampung, salah satu proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Bendungan Way Sekampung di Lampung, salah satu proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mengumumkan pemberian fasilitas pinjaman Rp6,42 triliun untuk anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR).

Berdasarkan keterbukaan informasi Sabtu (12/2/2022), bunga fasilitas pinjaman tersebut disepakati sebesar 8 persen per tahun dari jumlah fasilitas yang ditarik. Jangka waktu fasilitas pinjaman berlaku sampai selambat-lambatnya 31 Desember 2025.

“Transaksi yang dilakukan merupakan transaksi afiliasi karena perseroan melakukan transaksi WTR sebagai anak usaha di mana perseroan memiliki 87,6 persen saham WTR,” tulis manajemen WSKT.

Dalam penjelasannya, WSKT menyatakan bahwa kebutuhan setoran modal merupakan pertimbangan utama atas terbitnya fasilitas ini. Mereka optimistis aktivitas konstruksi tol tahun ini akan meningkat, dan karenanya  pemberian pinjaman kepada entitas anak dinilai sebagai sesuatu yang penting.

“Dengan adanya pinjaman pemegang saham tersebut bagi WTR, diharapkan dapat memaksimalkan kinerja usaanya dan diharapkan akan memberikan nilai tambah bagi perseroan sebagai pemegang saham WTR.”

Sebagai gambaran, selain menginduk kepada WSKT, WTR juga membawahi beberapa cucu usaha Waskita Karya seperti Waskita Sriwijaya Tol (WST), Waskita Bumi Wira (WBW), dan PT Trans Jabar Toll (TJT). WTR juga merupakan pemegang saham PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM), Waskita Transjawa Toll Road (WTTR) dan PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT).

Nantinya, fasilitas pinjaman yang dimiliki WTR dari WSKT juga akan dialirkan kepada entitas-entitas tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Tahun ini, manajemen WSKT menargetkan capaian kontrak baru Rp30 triliun. Kendati belum setara angka rata-rata kontrak baru prapandemi, target ini menggambarkan ambisi perseroan untuk pulih dari tekanan pandemi.

Pasalnya, nominal tersebut lebih tinggi dibandingkan capaian kontrak baru sepanjang 2021 yang mentok pada kisaran Rp20,51 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper