Bisnis.com, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan bank himbara seperti BBNI, BMRI dan BBRI sebagai menu pilihan bagi investor.
Mereka menilai bahwa rating sektor perbankan berada di level overweight. Maka itu, Mirae merekomendasikan tiga saham emiten perbankan yang dapat menjadi pilihan.
Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo mengatakan bahwa cost of credit (CoC) tidak akan setinggi 2021 sehingga berfungsi sebagai katalis lain untuk pertumbuhan pendapatan yang kuat pada 2022.
“Kami mempertahankan panggilan overweight kami di sektor perbankan. Pilihan utama kami adalah BBNI [beli/TP: Rp9.575], BBRI [beli/TP: Rp5.450], dan BMRI [beli/TP: Rp9.175]. Kami juga menyukai BBCA [tahan/TP: Rp8.425) pada profitabilitasnya yang tangguh,” tulis Handiman dalam risetnya dikutip Sabtu (12/2/2022).
Handiman menyampaikan bahwa pada tahun ini penyebaran Covid-19 varian Omicron masih menjadi bayang-bayang pemulihan ekonomi nasional. Kendati demikian, dia meyakini bahwa bisnis telah beradaptasi dengan kebiasaan normal baru dibandingkan tahun lalu.
“Kami mempertahankan perkiraan pertumbuhan pinjaman kami pada 10,2 persen pada tahun 2022, lebih tinggi dari perkiraan BI dan OJK [Otoritas Jasa Keuangan masing-masing sebesar 6-8 persen dan 7,5 persen,” tulis Handiman dalam risetnya pada 9 Februari 2022.
Baca Juga
Secara keseluruhan, keempat bank di bawah cakupan Mirae Aset berada dalam posisi terbaiknya untuk menangkap potensi kenaikan permintaan pinjaman pada tahun 2022. Keempat bank tersebut adalah BNI, BRI, Bank Mandiri, dan BCA.
Menurutnya, tingkat loan to deposits (LDR) keempat bank itu di bawah standar, sehingga memberikan likuiditas yang cukup di tengah potensi kenaikan suku bunga BI.
“Pada kualitas aset, sementara kami percaya NPL [non-performing loan) akan terus menurun mengingat situasi ekonomi yang membaik. Namun, tingkat pemulihan bervariasi antara sektor dan setiap peminjam,” kata Handiman.
Adapun sepanjang 2021, pertumbuhan kredit mencapai 5,2 persen secara tahunan (yoy), sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia, yakni 4,7 persen hingga 5,5 persen. Pertumbuhan simpanan juga meningkat sebesar 12,2 persen yoy.