Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk. membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp2,7 triliun pada 2021.
Realisasi itu melewati target marketing sales yang ditetapkan emiten dengan kode saham APLN itu senilai Rp2 triliun.
Corporate Secretary Agung Podomoro Justini Omas menyampaikan percepatan pengembangan proyek properti baru menjadi kunci pencapaian perseroan dalam mencapai marketing sales pada tahun lalu.
“Kami juga berhasil mengoptimalkan dan memanfaatkan insentif pajak properti yang diberikan oleh pemerintah pada 2021 agar penjualan terus meningkat,” tulis Justini dalam siaran pers, Jumat (4/2/2022).
Adapun, beberapa proyek properti yang baru dikembangkan oleh APLN seperti Kota Podomoro Tenjo dan Bukit Podomoro Jakarta. Kota Podomoro Tenjo akan dibangun di lahan seluas 650 hektare yang tahap awal akan menghadirkan 4 cluster di lahan seluas 40 hektare. Salah satu faktor penarik dari proyek ini adalah lokasinya yang dekat ke jalan tol Serpong Balaraja dan stasiun kereta api KRL Commuter line Jabodetabek.
Sedangkan Bukit Podomoro Jakarta merupakan kawasan hunian premium di DKI Jakarta. Kawasan ini dibangun di atas area seluas 9,6 hektare dan akan menghadirkan hunian sebanyak 321 unit dan 115 unit ruko.
Baca Juga
Sembari itu, perseroan juga mempercepat pembangunan sejumlah proyek seperti Podomoro Park Bandung, Podomoro Golf View Cimanggis, Grand Taruma Karawang dan Podomoro City Deli Medan.
Justini menyampaikan proyek-proyek properti APLN di berbagai kota tersebut mendapat sambutan besar dari konsumen karena mengusung konsep hunian dengan fasilitas premium yang memadukan harmoni dan keindahan.
Berdasarkan proyek, Kota Podomoro Tenjo berkontribusi sebesar 29 persen dari marketing sales APLN pada 2021, Podomoro Park Bandung sebesar 22 persen, Podomoro CIty Deli Medan 14 persen.
Selanjutnya Pakubuwono Spring berkontribusi sebesar 8 persen, Bukit Podomoro Jakarta 7 persen, Podomoro Golf View 5 persen, dan Grand Taruma Karawang 4 persen.
Adapun, marketing sales APLN di sepanjang 2021 seluruhnya berasal dari penjualan properti karena tidak ada penjualan lahan. Adapun, pada tahun sebelumnya APLN menjual 280 hektare lahan industri di Karawang sehingga marketing sales mencapai Rp3,5 triliun.
“Untuk tahun 2021, marketing sales kami hampir seluruhnya berasal dari penjualan properti. Keberhasilan ini menjadi salah satu indikasi bahwa proyek-proyek APLN telah menjadi kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada para konsumen,” ujar Justini.