Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasdaq Terperosok 2 Persen Lebih, Facebook Jadi Biang Keladi

Investor merespons laporan keuangan induk Facebook, Meta (FB), yang meleset dari perkiraan sehingga Nasdaq jatuh paling dalam di pembukaan perdagangan Kamis (3/2/2022)
CEO Facebook Mark Zuckerberg bersaksi di depan sidang Komite Energi dan Perdagangan DPR AS mengenai penggunaan dan perlindungan data pengguna Facebook, di Capitol Hill di Washington, 11 April 2018./Reuters
CEO Facebook Mark Zuckerberg bersaksi di depan sidang Komite Energi dan Perdagangan DPR AS mengenai penggunaan dan perlindungan data pengguna Facebook, di Capitol Hill di Washington, 11 April 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) membuka perdagangan Kamis (3/2/2022) waktu setempat tenggelam di zona merah dengan Nasdaq yang tekoreksi paling tajam.

Berdasarkan data Bloomberg pada 21.31 WIB, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,53 persen atau 189,39 poin ke 35.439,94, S&P 500 anjlok 1,38 persen atau 63,11 poin ke 4.526,27 dan Nasdaq terperosok 2,18 persen atau 314,30 poin ke 14.103,24.

Investor merespons laporan keuangan induk Facebook, Meta (FB), yang meleset dari perkiraan. Hasilnya mengirim saham jatuh lebih dari 25 persen, menandakan kecepatan penurunan terbesar dalam sejarah pasar saham Amerika.

Meta melaporkan prediksi pendapatan kuartal I/2022, dengan perkiraan antara US$27 miliar hingga US$29 miliar, di bawah ekspektasi analis yang sebesar US$30,25 miliar. Kemampuan Facebook untuk menavigasi perubahan privasi terbaru Apple (AAPL) yang memungkinkan pengguna iOS untuk tidak mengizinkan aplikasi mereka melacaknya di web menjadi fokus pelaku pasar.

Sementara itu, laporan kuartal IV/2021 Facebook datang di tengah musim laporan pendapatan. Amazon (AMZN) akan merilis laporan keuangannya setelah penutupan pasar pada Kamis. Amazon menjadi yang terakhir dari lima perusahaan kelas kakap yang menyumbang sekitar seperempat dari total kapitalisasi pasar S&P 500, dalam hal merilis laporan kinerjanya.

Sebelumnya saham Alphabet (GOOGL), yang merilis laporan keuangan pada Selasa (1/2/2022), melonjak pada Rabu (2/1/2022) setelah raksasa teknologi itu melampaui perkiraan penjualan dan laba kuartalan serta mengumumkan rencana stock split.

Investor menimbang laporan pendapatan big tech terhadap laporan data pekerjaan AS yang menggelegar pada Rabu. Automatic Data Processing, Inc. (ADP) melaporkan bahwa pemberi kerja sektor swasta AS memangkas 301.000 pekerjaan pada Januari 2021, menandai penurunan pertama sejak Desember 2020 karena varian Omicron menghambat pemulihan pasar tenaga kerja.

Laporan ADP adalah awal dari laporan pekerjaan bulanan resmi Departemen Tenaga Kerja AS yang akan keluar Jumat (4/2/2022) waktu setempat. Konsensus ekonom memperkirakan 150.000 non-farm payrolls kembali pada Januari, angka yang akan menandai laju perekrutan paling lambat sejak Desember 2020 karena dampak gelombang Covid-19 terbaru menyusul data ekonomi.

"Ini adalah salah satu hal di mana kita harus membiasakan diri dengan kerusakan ekonomi yang pendek tapi dangkal yang kita lihat karena varian terbaru," kata Art Hogan, kepala strategi pasar B Riley-National kepada Yahoo Finance Live.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper