Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Faktor Ini Bikin Transaksi Saham Kurang Bertenaga Sambut Imlek

Meski transaksi saham menurun bukan berarti dana tersebut lari ke aset investasi lain. Sejauh ini, investor asing masih menunjukkan selera yang besar.
Karyawan berada di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan berada di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Kurangnya laju vaksinasi booster serta tekanan tapering membuat transaksi saham menjelang Tahun Macan Air menurun.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto berpendapat jika pada tahun lalu transaksi tinggi disebabkan maraknya spekulasi investor retail yang merupakan kelanjutan dari 2020. Pasalnya, terdapat saham-saham yang menerima eksposur secara berlebihan sehingga transaksi juga ramai.

“Sejak kuartal tiga tahun lalu sampai hari ini, saham pom-pom tersebut banyak yang mengalami penurunan signifikan. Dalam posisi nyangkut biasanya transaksi juga berkurang,” katanya kepada Bisnis.

Rudiyanto menilai meski transaksi saham menurun bukan berarti dana tersebut lari ke aset investasi lain. Menurutnya, sejauh ini investor asing masih menunjukkan selera yang besar.

“Harga saham ada siklusnya. Ketika harga naik, biasanya transaksi juga akan meningkat kembali. Kalau transaksi saham ke reksa dana tidak begitu ada dampak langsung,” imbuhnya.

Berdasarkan data bursa efek Indonesia, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada Januari 2021 mencapai Rp20,51 triliun. Nilai itu sejalan dengan volume saham beredar harian sebesar 23,61 juta dengan transaksi harian sebanyak 1,56 juta kali. Adapun investor asing tercatat melakukan pembelian bersih hingga Rp10,94 triliun.

Sebaliknya pada Januari 2022, RNTH mencapai Rp12,21 triliun atau turun 40,46 persen. Begitu juga dengan volume saham beredar harian sebesar 19,76 juta atau turun 16,30 persen. Adapun transaksi harian tercatat 1,32 juta kali atau terkoreksi 15,38 persen.

Sementara itu, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih Rp6,09 triliun. Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan bahwa Januari 2021 adalah momentum bagi investor ritel lokal. Pasalnya mereka mampu mendominasi dari sisi jumlah investor hingga transaksi harian sebelum akhirnya melandai di akhir Januari.

“Waktu itu juga transaksi banyak didominasi oleh emiten-emiten dari sektor new economy. Namun, saat ini kondisi itu berbeda setelah penurunan harga saham Bukalapak,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.

Selain itu, dia menilai penutupan kode broker ikut memengaruhi pola transaksi para investor ritel. Menurutnya, sebelum ditutup ritel kerap mengekor pada aliran dana dari beberapa broker besar. Maka itu investor cenderung berhati-hati serta melakukan aktivitas transaksi dalam jangka waktu lebih pendek.

Suria menambahkan kelesuan pada investor ritel dimanfaatkan oleh investor asing dengan terus melakukan pembelian sejak right issue Bank BRI berhasil. Padahal menurutnya investor ritel perlu mendapatkan edukasi yang cukup agar tidak terjebak dan juga memperhatikan aspek fundamental perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper